Penyakit Al Wahn: Sebab Kemunduran Umat Islam

Penyakit Al Wahn: Sebab Kemunduran Umat Islam
Ilustrasi Cinta Dunia

MONITORDAY.COM - Dalam sebuah hadits dari Tsauban, ia berkata bahwa telah bersabda Rasulullah SAW: “Hampir saja bangsa-bangsa memangsa kalian sebagaimana orang lapar menghadapi meja penuh hidangan.” Seseorang bertanya “apa saat itu kita sedikit?” jawab beliau “bahkan saat itu kalian banyak, akan tetapi kalian seperti buih di laut. Allah akan cabut rasa takut dari dada musuh kalian, dan Allah sungguh akan mencampakkan penyakit wahn dalam hatimu.” Seseorang bertanya “Ya Rasulullah apa itu wahn?” beliau menjawab “cinta dunia dan takut mati” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278)

Hadits ini cukup populer menjadi materi ceramah para mubaligh di masjid-masjid. Isinya sangat menggambarkan kondisi umat Islam hari ini. Menurut statistik, umat Islam sekarang berjumlah miliaran orang. Namun diantara miliaran orang itu tidak ada satupun negara muslim yang menjadi negara adidaya. Jika ada negara yang makmur, lebih karena faktor sumber daya alam. Bukan sumber daya manusia. Mengapa ini bisa terjadi? 

Hadits di atas menerangkan bahwa ada penyakit umat Islam yang bernama Al Wahn. Al Wahn adalah cinta dunia dan takut mati. Dua sifat ini yang menjangkiti umat Islam hari ini. Alih-alih menyalahkan pihak lain, hadits ini justru mengajak umat Islam untuk melakukan introspeksi diri. Bahwa kemunduran yang terjadi bukan disebabkan oleh konspirasi pihak lain, namun karena sikap umat Islam sendiri. 

Pertanyaan selanjutnya mengapa Al Wahn menjadi penyebab kemunduran umat Islam? Pertama, cinta dunia menyebabkan rendahnya semangat perjuangan umat Islam. Cinta dunia membuat umat Islam senang berada dalam zona nyamannya sehingga tidak lagi inovatif. Cinta dunia melahirkan stagnasi dan menghilangkan jiwa progresif revolusioner dalam diri umat. 

Kedua, takut mati menyebabkan umat menjadi pengecut. Takut mengambil risiko dari hal-hal yang tidak pasti. Sebaliknya berani mati akan menjadikan umat Islam berani mengambil risiko. Tentu saja berani mati tidak berarti nekad tanpa perhitungan. Ini juga tidak benar. Kematian adalah kepastian. Kita berani atau takut tak akan mengubah jadwal kematian yang sudah ditetapkan. Maka selayaknya kita tidak terlalu khawatir dengan kematian. 

Penyakit Al Wahn juga bisa ditafsirkan dengan cara lain. Yakni Al Wahn adalah berorientasi jangka pendek. Cinta dunia artinya mencintai hal-hal yang sifatnya jangka pendek seperti dunia. Secara etimologis, dunia artinya adalah sesuatu yang dekat. Maka Al Wahn hanya berorientasi hal-hal yang dekat jaraknya. 

Sudah selayaknya penyakit Al Wahn dihilangkan dari diri umat Islam. Umat Islam mesti berani kehilangan dunia demi sesuatu yang lebih besar. Umat Islam tidak boleh takut mengambil risiko. Umat Islam harus berorientasi jangka panjang, bukan jangka pendek.