Membumikan Islam Wasathiyah

MONITORDAY.COM - Narasi Islam Wasathiyah mulai masif tersebar di media sosial. Narasi ini merupakan alternatif dan kontra narasi terhadap ekstremisme beragama. Sayangnya masih ada sebagian pihak yang curiga mengenai narasi ini. Islam wasathiyah dianggap sebagai upaya pendangkalan agama yang terselubung. Anggapan tersebut dilandasi ketidakpahaman terhadap konsep Islam Wasathiyah sendiri.
Sebenarnya konsep Islam Wasathiyah bukanlah berasal dari luar Islam. Namun berasal dari Al Qur'an sendiri yakni ummatan wasathan. Sayangnya konsep ini kerap tertukar dengan moderasi Islam atau Islam moderat yang memang lahir di barat. Untuk mengakhiri kesalahpahaman ini, kita perlu menggali konsep Islam wasathiyah dari khazanah Islam sendiri.
Pada kenyataannya, dalam Islam yang terbaik adalah yang pertengahan. Hal ini dilandasi oleh sebuah hadits yang berbunyi sebaik-baik perkara adalah yang pertengahannya (khairul umuuri awsathuhaa). Walaupun kualitas haditsnya dhaif, namun isi matannya sudah sesuai dengan ajaran Islam.
Misalnya Islam mengajarkan untuk makan tidak berlebihan dan juga tidak terlalu sedikit. Islam mengajarkan untuk menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. Islam menyuruh kita agar tidak terlalu ekstrem dalam berbagai hal. Sikap ekstrem dalam Islam disebut dengan ghuluw. Ghuluw adalah perbuatan yang dilarang oleh Islam karena pernah dilakukan oleh Ahli Kitab.
Para ulama pun berpandangan bahwa pemahaman Islam yang baik memang yang tengahan. Misalnya Syaikh Yusuf Al Qaradhawi pernah menulis buku berjudul kebangkitan Islam antara yang keras dalam beragama dan orang yang liberal dalam beragama. Baik yang keras maupun liberal sama-sama dua kutub ekstrem yang harus dijauhi menurut para ulama.
Imam Al Ghazali saat mendefinisikan sikap marah yang baik adalah yang tidak terlalu pemarah dan juga tidak terlalu sedikit marahnya. Artinya berada di posisi tengahan. Tentu saja dalam konteks tertentu, sikap tengahan tidak sama dengan plin plan apalagi bunglon. Sikap tengahan justru mengharuskan adanya ketegasan untuk berada di tengah.
Islam Wasathiyah atau Islam Jalan Tengah perlu terus disosialisasikan dan diseminasikan kepada masyarakat. Kesalahpahaman yang terjadi mesti dijelaskan secara baik, agar tercipta pemahaman yang benar terhadap konsep Islam Wasathiyah.