Banyak Bertanya Bisa Celaka

Banyak Bertanya Bisa Celaka
Sumber gambar: temanshalih.com

MONITORDAY.COM - Malu bertanya sesat di jalan. Sebuah pepatah yang sudah banyak dihafal sejak pendidikan dasar. Makna dari pepatah itu adalah jangan malu bertanya jika tak ingin tersesat. Pertanyaan adalah hal yang baik dan menyelamatkan dari kesesatan. Sebaliknya tidak mau bertanya pangkal kebodohan dan kesesatan. 

Jika pada dasarnya bertanya adalah sebuah aktifitas yang baik, beda lagi dengan banyak tanya. Dalam konteks tertentu, terlalu banyak bertanya merupakan ciri kedunguan. Menanyakan hal yang tak perlu ditanyakan juga sama. Bahkan bisa jadi malah menyulitkan si penanya. 

Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al-Qur'an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun." (QS. Al Maidah: 101).

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena banyak bertanya dan berselisih dengan para nabi,” (HR Bukhari dan Muslim).

Dua dalil di atas yang berasal dari Al Qur'an dan hadits berisi larangan bertanya dengan berlebihan juga dilarang bertanya hal yang tak penting. 

Dalam konteks dakwah Islam, sering kita temukan adanya jamaah yang memberikan pertanyaan kurang penting kepada ustadz untuk dijawab. 

Misalnya dalam kasus yang viral akhir-akhir ini. Apakah hukum memakai BH bagi perempuan? Pertanyaan tersebut baik secara akal sehat maupun syariat adalah pertanyaan bodoh. Kenapa mesti ditanyakan?

Pertanyaan tersebut sudah jelas jawabannya. Tak perlu dalil atau argumen logika mendalam kita sudah paham. Bahwa memakai BH adalah salah satu sarana menutup aurat.

Ajaibnya, ternyata lembaga fatwa yang dikirimi pertanyaan tersebut menjawab dengan jawaban yang mencengangkan. Menurut mereka, memakai BH hukumnya haram karena dapat membuat payudara perempuan lebih terlihat. Hal ini menimbulkan fitnah. 

Salah seorang konten kreator membuat tanya jawab tersebut dalam bentuk meme. Jadilah meme tersebut bahan olok-olokan. 

Betapa karena perilaku satu oknum keagamaan, yang kena getahnya adalah umat Islam secara keseluruhan.