Panglima TNI dan Kapolri Pastikan Basmi Gerakan Anti Pancasila
Warga negara Indonesia jangan mau ditakut-takuti oleh kelompok tertentu yang ingin memecah belah bangsa.

MONDAYREVIEW.COM - Persoalan radikalisme dan gerakan terorisme menjadi salah satu perhatian Taruna Merah Putih (TMP). Karena itu panel pertama simposium nasional TMP mengangkat tema soal "Intoleransi, Ancaman Bagi Kebhinnekaan Dan Persatuan Bangsa."
Simposium Nasional yang bertemakan Bangkit Bergerak Pemuda Indonesia Majukan Indonesia ini dilaksanakan di Balai Kartini, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta (Senin, 14/8) Hadir sebagai pembicara dalam panel ini adalah Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif dan Direktur Eksekutif The Wahid Institute, Yenny Wahid. Panel pertama ini dimoderatori oleh Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari.
Gatot mengingatkan bahwa semua warga negara Indonesia jangan mau ditakut-takuti oleh kelompok tertentu yang ingin memecah belah bangsa. Gatot juga mengajak para pemuda dan mahasiswa untuk menjadi garda terdepan untuk menjaga keutuhan bangsa. Pasalnya dua elemen ini lah yang mengawal dan menobrak kesadaran bangsa ini untuk merdeka.
“Peran pemuda dan mahasiwa dalam sejarah sangat penting untuk meraih kemerdekaan,” katanya.
Sementara itu Kapolri, Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar menjadi negara super power. Pasalnya Indonesia memiliki tiga syarat menjadi negara super power. Antara lain memiliki sumber daya manusia (SDM) yang sangat besar, sumber daya alam (SDA) yang sangat kaya, dan memiliki wilayah yang sangat luas.
“Tidak semua negara memiliki potensi selengkap Indonesia,” tegasnya.
Tito mengatakan hanya lima negara yang memiliki potensi tersebut, antara lain Cina, India, Amerika, Rusia, dan Indonesia. Maka itu, ia meminta agar seluruh masyarakat mensyukuri atas nikmat yang telah Tuhan titipkan kepada bangsa ini.
Lebih lanjut Tito mengungkapkan untuk menjadi negara super power langkah yang harus dilakukan dengan mensolidkan kekuatan Internal dengan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
“Tidak ada lagi cakar-cakaran di dalam, saling berkompetisi negatif apalagi primordialisme semakin kuat. Kita adalah satu bangsa seperti yang telah dimaklumatkan dalam Sumpah Pemuda,” katannya.
Dalam sambutannya, Ketua Umum TMP Maruarar Sirait mengatakan bahwa TMP selalu berdiri paling depan dalam membela Pancasila. Simposium ini, selain dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-72, juga dalam rangka mendukung segala upaya impelementasi Pancasila di berbagai bidang, seperti bidang politik da ekonomi. Karena itulah, simposium ini mengundang berbagai narasumber yang sangat otoritatif di bidang.
"Kita ingin membumikan terus Pancasila di Indonesia. Dalam bidang ekonomi misalnya kita mau aturan-aturan perekonomian yang berpihak pada rakyat kecil. Kesenjangan tak boleh diatasi dengan radikalisme, melainkan harus diatasi dengan pemerataan," ungkap Maruarar.
Ratusan orang dalam berbagai elemen hadir dalam acara ini yang sangat meriah ini. Di antaranya Ketua Umum GMKI, KAMMI, PMKRI, HMI, IMM, GMNI, Hikmahbudhi, KMHDI, Pemuda Muhammdiyah, GP Ansor, KNPI dan lain-lain. Acara juga dihadiri sayap organisasi PDI Perjuangan seperti Repdem, Banteng Muda Indonesia, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) dan lain-lain.
Selain itu, hadir juga organisasi sayap dari partai lain seperti Sapma Hanura, Matara PAN, AMPG Gokar dan Garda Nasdem. Hadir juga perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jakarta dan para Ketua OSIS dari berbagai sekolah.