Nur Muhammad

Nur Muhammad
ilustrasi cahaya/pelangiblog.com

MONITORDAY.COM - Nur Muhammad bukanlah sebuah nama, melainkan istilah yang dipakai untuk keagungan cahaya Nabi Muhammad Saw. Nur berarti cahaya, Muhammad artinya Nabi Muhammad Saw, penutup para nabi dan rasul yang terakhir.

Jasad nabi boleh saja tertanam di dalam bumi, tetapi tidak dengan cahayanya, cahaya Nabi tidak akan hilang dan tetap hidup sampai akhir zaman. Itulah kenapa, meski kita hidup berabad-abad jauh dari Nabi, hati kita terasa dekat dengan beliau, karena sejatinya cahaya beliau-lah yang hidup.

Allah Swt menerangkan hal ini di dalam Surah Al-Baqarah ayat 154: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati, karena (sebenarnya) mereka itu hidup tetapi engkau tidak menyadarinya.”

Juga dalam Surah Ali Imran ayat 169: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.”

Nabi Muhammad Saw disebut sebagai pemimpin para syuhada alias pemimpin orang-orang yang mati di jalan Allah. Cahayanya yang memancar, mampu memimpin dan menerangi jalan setiap orang yang rindu akan kehidupan akhirat.

Islam bertahan sampai hari ini, pengikutnya bertambah setiap hari, tidak lain karena cahaya Nabi Muhammad. Hidupnya Nur Muhammad ini tercermin dari seberapa banyak yang mempraktekkan sunnahnya dan mengamalkan Al-Quran yang menjadi akhlaknya.

Sekalipun tidak ada yang mengikuti sunnahnya, Nur Muhammad tidak akan luntur begitu saja. Muhammad dan nur-nya tidak dapat dipisahkan meskipun wujudnya berbeda. Ilmu Tasawuf memandang Nur Muhammad sebagai hakikat Muhammad. Hakikat Muhammad sebagai insan kamil, manusia sempurna yang penuh pesona. Dan pesona inilah yang disebut Nur, tempat dimana Allah hadir dengan tajallinya melalui keutamaan dan kemuliaan yang melekat di diri Muhammad.

Muhammad bukan hanya sesosok manusia biasa, tapi representasi manusia keseluruhan. Disebut al-haq al-makhluq bih atau al-syajarah al-baidha', seluruh makhluk memancar darinya. Muhammad ibarat pohon yang darinya tumbuh berbagai macam cabang (sifat, karakter) dengan segala kompleksitasnya.

Manusia ini makhluk mikrokosmos atau miniatur alam makrokosmos, dimana hakikat Allah hadir di dalamnya. Disinilah Muhammad dan nur-nya memiliki fungsi untuk mewakili kehadiran Allah. Dan secara tidak langsung juga memanifestasikan kebesaran Allah dalam penciptaan makrokosmos dan manusia. Singkatnya, melalui Nur Muhammad kita dapat mengenal bagaimana hakikat Allah Swt.