Keajaiban Orang Beriman

Keajaiban Orang Beriman
maghfirahpustaka.id

MONITORDAY.COM - Ajaib sekali urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya baik baginya, dan hal ini tidak terjadi kecuali pada seorang beriman. Jika ia tertimpa sesuatu yang menyenangkan, maka ia bersyukur, maka hal ini terbaik baginya. Dan jika ia tertimpa sesuatu yang menyulitkan, maka ia bersabar,maka hal ini terbaik baginya (H.R. Muslim, no. 2999).

Hidup seorang manusia tidak membentuk garis lurus. Dari kelahiran sampai kematiannya, hidup manusia lebih mirip dengan pegunungan. Ada tanjakan, ada turunan. Adakalanya di atas, ada saatnya di bawah. Kadang senang, kadang sedih. Kadang mendapatkan sesuatu, kadang kehilangan sesuatu. Itulah hidup. 

Rasulullah SAW memberikan resep berupa keimanan untuk dapat melalui dinamika hidup yang tidak linear. Bahkan Rasulullah SAW menyatakan ketakjubannya terhadap orang beriman ini. 

Menurut hadits tersebut, ada dua kunci keajaiban orang beriman. Pertama adalah syukur ketika memperoleh kenikmatan. Kedua adalah sabar saat memperoleh kesulitan. Dua hal tersebut terdengar mudah. Namun dalam praktiknya perlu latihan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Yang jelas jika berhasil dipraktikan, maka dinamika kehidupan bukan lagi masalah. 

Syukur merupakan rasa terima kasih baik kepada Allah SWT maupun sesama manusia. Rasa syukur kepada Allah SWT diamalkan ditunjukkan dengan ketakwaan kepadaNya. Rasa syukur kepada sesama manusia diwujudkan dengan berterima kasih dan berbuat baik kepada sesama. 

Dalam QS. Ibrahim:7, Allah SWT mengingatkan bahwa jika kita senantiasa bersyukur, maka Allah akan menambahkan kenikmatannya. Sebaliknya jika kita kufur nikmat, maka kita akan mendapatkan azab yang pedih. Oleh karena itu kita wajib bersyukur setiap saat, khususnya saat mendapatkan kenikmatan berupa kesenangan dan kebahagiaan. 

Rasa syukur nikmat tidak semata berterima kasih kepada Allah SWT dengan mengucap hamdalah. Namun kita tidak lupa dengan Allah dan tidak bermaksiat saat dianugerahi nikmat. Betapa banyak yang saat diberi kenikmatan dia lupa diri. Dia merayakannya dengan minum miras, berpesta pora. Hal seperti itu bukan bentuk syukur yang diridhai. 

Sabar secara sederhana adalah menahan diri saat mengalami hal yang tidak kita sukai. Orang sabar, saat mengalami kesulitan dia bisa mengendalikan dirinya untuk tidak melakukan hal-hal negatif. Orang sabar bisa tetap jernih dan tenang memikirkan solusi atas masalah yang dihadapi. 

Tentu saja sabar bukan berarti sikap pasif, menyerah, pasrah tanpa ada upaya apapun. Sabar juga bukan berarti menerima jika dirinya ditindas. Sabar yang benar adalah sabar yang aktif. Yakni sabar dalam upaya-upaya untuk keluar dari kesulitan tersebut. 

Dalam bahasa Stephen R. Covey, sabar adalah sikap proaktif. Lawannya adalah sikap reaktif. Yang membedakan manusia dengan binatang dan tumbuhan adalah kemampuannya memilih respon atas apa yang terjadi pada dirinya. Sementara respon binatang dan tumbuhan tergantung pada insting dan sarafnya. 

Misalnya orang sabar saat dihina dia tidak akan balas menghina. Bukan karena takut atau pasrah saja, tapi karena dia tahu balas menghina itu tidak ada gunanya. Malah akan semakin memperkeruh masalah. 

Syukur dan sabar akan membuat hidup jadi mudah. Saat senang tidak lupa daratan. Saat sulit tidak hilang harapan. Dua hal ini adalah keajaiban orang beriman.

Penulis: Robby Karman