NEOM dan Masa Depan Saudi (Bagian 1)

MONITORDAY.COM - Jika Indonesia hendak membangun ibukota baru di Kalimantan, maka Saudi Arabia sudah mulai membangun dan merilis kota yang diberi label The Line di Kawasan Masa Depan NEOM. Kota ramah lingkungan yang di klaim bebas dari mobil dan jalanan kendaraan, penghuni akan menikmati alam sepenuhnya dan semua kebutuhan sehari-hari terjangkau dalam lima menit berjalan kaki.
Saudi menyadari bahwa masa emas petrodollar segera usai. Energi fosil kian menipis. Energi baru terbarukan akan menggantikannya. Industri jasa, pusat keuangan dan wisata akan menggantikan sumber pendapatan negara. Dan tentu saja industri berbasis teknologi. Maka kota ini juga dirancang untuk menciptakan 380.000 pekerjaan di masa depan dan menyumbang SAR 180 miliar ($48 miliar) ke PDB pada tahun 2030.
Aspek lingkungan dan keberlangsungannya menjadi ciri utama konsep baru pengembangan kota. NEOM adalah pengembangan secara linier sepanjang 170 km dari komunitas yang mendukung kecerdasan buatan atau AI yang terhubung secara hiper koneksi dan didukung oleh energi bersih 100%.
Saudi bukan lagi identik semata dengan minyak dan ziarah umrah-haji. Mohammed bin Salman, Putra Mahkota dan Ketua Dewan Direksi Perusahaan NEOM, pada (10/1/2021) menegaskan bahwa ini adalah sebuah revolusi dalam kehidupan perkotaan. Juga , sebuah cetak biru tentang bagaimana manusia dan planet dapat hidup berdampingan secara harmonis.
Kota The Line adalah lintasan 170 km dari komunitas masa depan yang sangat terhubung, tanpa mobil dan jalan dan dibangun di sekitar alam, merupakan respons langsung terhadap beberapa tantangan paling mendesak yang dihadapi umat manusia saat ini seperti infrastruktur warisan, polusi, lalu lintas, dan kemacetan manusia.
Landasan Visi Saudi 2030 dan mesin ekonomi untuk Kerajaan, itu akan mendorong diversifikasi dan bertujuan untuk menyumbangkan 380.000 pekerjaan di masa depan dan SAR180 miliar (USD48 miliar) ke PDB domestik pada tahun 2030.
MBS menegaskan bahwa “Sepanjang sejarah, kota-kota dibangun untuk melindungi warganya. Setelah Revolusi Industri, kota memprioritaskan mesin, mobil, dan pabrik daripada manusia. Di kota-kota yang dianggap paling maju di dunia, orang-orang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk bepergian. Pada tahun 2050, durasi perjalanan akan berlipat ganda.
Pada tahun 2050, satu miliar orang harus pindah karena meningkatnya emisi CO2 dan permukaan laut. 90% orang menghirup udara yang tercemar. Mengapa kita harus mengorbankan alam demi pembangunan? Mengapa tujuh juta orang harus mati setiap tahun karena polusi? Mengapa kita harus kehilangan satu juta orang setiap tahun karena kecelakaan lalu lintas? Dan mengapa kita harus menerima menyia-nyiakan tahun-tahun dalam hidup kita untuk bepergian?”
“Oleh karena itu, kita perlu mengubah konsep kota konvensional menjadi konsep futuristik,” tambah Yang Mulia. “Hari ini, sebagai Ketua Dewan Direksi NEOM, saya mempersembahkan kepada Anda THE LINE. Sebuah kota berpenduduk sejuta dengan panjang 170 km yang melestarikan 95% alam di dalam NEOM, dengan nol mobil, nol jalan, dan nol emisi karbon.”