Milenial Tidak Akan Tertinggal Maju Bersama Bank Digital

MONITORDAY.COM - Antrian di Teller atau ATM semakin jarang ditemukan. Banyak transaksi non-tunai yang mengurangi kebutuhan uang kartal. Meski di banyak toko kecil atau warung penggunaan transaksi digital atau non-tunai masih sering terhambat. Dalam keseharian orang masih membutuhkan uang tunai untuk membayar parkir pinggir jalan dan jajan kaki lima.
Untuk melayani kebutuhan publik terutama kalangan milenial, bank digital semakin menunjukkan eksistensinya. Langkah-langkah besar seperti Initial Public Offering (IPO) menjadi penanda bahwa kehadirannya bukan sekedar isu musiman. Diantara aplikasi yang menjadi biduk bank digital tersebut adalah Jenius (Bank BTPN), Digibank (Bank DBS), Wokee (Bank Bukopin), Jago (Bank Jago), dan Blu (BCA Digital).
Milenial memang pemilik masa depan, bahkan masa kini. Merekalah yang paling memahami cara bertransaksi melalui platform digital. Literasi tentang bank digital ini masih belum memadai. Kalangan muda dan kelas menengah atas saja yang telah cukup memahami kehadiran bank digital. Padahal dengan akses informasi yang sangat luas dan terbuka saat ini upaya edukasi relatif lebih mudah.
Simpel dan memangkas banyak biaya operasional fisik menjadi ciri bank jenis ini. Bank digital cukup memiliki satu kantor yakni kantor pusat untuk menjalankan kegiatan usahanya secara digital. Sedangkan, Bank dengan Layanan Digital Banking adalah bank umum atau konvensional yang dilengkapi dengan kemampuan Digital Banking seperti Internet juga Mobile Banking.
Kalangan perbankan menilai bahwa keberadaan layanan bank konvensional masih penting, layanan digital menjadi pasar yang menarik. Layanan perbankan digital adalah layanan atau kegiatan perbankan dengan menggunakan sarana elektronik atau digital milik Bank, dan/atau melalui media digital milik calon nasabah dan/atau nasabah Bank, yang dilakukan secara mandiri.
Inklusivitas menjadi kunci. Layanan finansial yang semakin luas akan mendorong pergerakan ekonomi di sektor riil. Eksistensi bank digital menjadi penting untuk memfasilitasi transaksi nasabah khususnya segmen milenial dan generasi-z dan juga masyarakat yang belum memiliki rekening bank atau unbanked.
Tidak hanya memberikan keuntungan dari segi manajemen bisnis, bank daring juga punya beragam keunggulan bagi nasabahnya dibandingkan bank umum/konvensional. Salah satunya adalah nasabah bisa menghemat waktu dan biaya karena semua layanannya dapat diakses dari mana saja
Salah satu kabar aktualnya terkait bank digital datang dari Grup BCA. Bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di pasar modal Rp 794 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) saat ini berfokus untuk meningkatkan performa Bank Digital BCA mulai dari layanan untuk nasabah hingga kinerja perusahaan.
Kinerja yang handal akan menjadi modal membangun kepercayaan investor. Layanan digital dengan platform "blu" ini terus meningkatkan fitur sehingga bisa mengakomodasi aktivitas keuangan nasabah. Bank Digital BCA sudah menunjukkan kinerja yang positif dari sisi jumlah nasabah dan penyaluran pembiayaan.
Penerapan teknologi digital, produk yang ditawarkan, hingga merekrut sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang IT, termasuk menggandeng beberapa merchant untuk bekerjasama dalam ekosistem Bank Digital BCA. Semua itu bagian dari persiapan IPO ini dilakukan secara matang agar Bank Digital BCA nantinya diminati investor.