Meraih Cuan dari Budidaya Cupang Hias

Cupang hias bisa berharga tinggi, karena itu budidaya cupang berpotensi menghasilkan cuan.

Meraih Cuan dari Budidaya Cupang Hias
Sumber gambar: antaranews.com

MONDAYREVIEW.COM – Ikan cupang merupakan jenis ikan yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Ikan dengan ukuran kecil ini mempunyai keunikan yakni warna yang indah dan juga kemampuannya untuk beradu. Hal ini membuat ikan cupang dikelompokan sebagai cupang hias dan cupang adu. Cupang hias bisa berharga tinggi, karena itu budidaya cupang berpotensi menghasilkan cuan. Sementara cupang adu biasanya dijual dengan segmen anak-anak usia SD-SMP dengan harga yang lebih terjangkau dan warna yang lebih polos seperti hitam atau putih.

Potensi cupang menjadi cuan ini bukan hanya isapan jempol belaka, namun sudah banyak kisah nyata yang mengalaminya. Adalah Nashogi salah seorang staf tata usaha di sebuah SMA di Bekasi yang harus diberhentikan dari pekerjaannya. Setelah berhenti bekerja menjadi tata usaha, dia memutuskan untuk menjadi wirausaha budidaya ikan cupang hias. Apa yang dilakukan Nashogi berhasil, dia bisa membeli rumah dari hasil usahanya. Dia memasarkan cupangnya selain melalui toko di rumahnya, juga melalui media sosial instagram. Hal ini menunjukan bahwa peminat ikan hias khususnya cupang masih ada walaupun di tengah kondisi pandemi.

Keistimewaan lain ikan cupang adalah daya tahan hidupnya. Ia mampu hidup di dalam air yang minim oksigen, sehingga Anda bisa memelihara ikan cupang di dalam toples kecil tanpa menggunakan aerator atau selang oksigen. Kenapa bisa begitu? Karena ikan cupang memiliki rongga labirin seperti layaknya paru-paru manusia. Nah, labirin itulah yang membuat ikan cupang bisa bertahan hidup walaupun di tempat yang minim oksigen sekalipun. Hal ini menjadi daya tarik karena ternyata membudidayakan cupang cukup mudah. Yang terpenting adalah seorang pembudidaya fokus atas usahanya.

Jika anda tertarik untuk berbisnis cupang hias, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Pertama adalah memilih induk jantan dan betina yang akan dikawinkan. Ada beberapa kriteria yang mesti diperhatikan bagi jantan yang dipilih yakni:

  • Berusia sekitar 4 sampai 8 bulan
  • Bentuk badannya sudah mulai panjang
  • Siripnya mulai memanjang
  • Warnanya lebih terang atratif dari sebelumnya
  • Gerakannya lebih agresif dan lincah dari sebelumnya

Adapun ciri-ciri cupang betina yang siap kawin adalah sebagai berikut:

  • Berusia sekitar 3 sampai 4 bulan
  • Bentuk badannya membulat dengan bagian perut sedikit buncit
  • Siripnya pendek dan warnanya agak kusam dan tidak menarik
  • Gerakannya melambat

Langkah selanjutnya adalah persiapan perkawinan dimana betina dan jantan ditempatkan dalam dua akuarium yang berbeda, yakni betina dalam sebuah toples kecil dan jantan dalam akuarium agak besar yang berisi dedaunan dan tanaman. Setelah siap dikawinkan jantan dan betina disatukan dalam satu akuarium yang berisi dedaunan, jika betina sudah bertelur maka sang betina kembali dipisahkan dan sang jantan yang akan menjaga telurnya sampai menjadi burayak. Sekali bertelur ikan cupang bisa mengeluarkan 1000 buah telur, sayangnya hanya 30-50 telur yang bisa bertahan pada umumnya. Setelah usia 2-3 minggu burayak bisa dipisahkan dari induknya karena dianggap sudah bisa hidup sendiri. Maka ikan cupang jantan kembali dipisahkan dari burayak. Burayak bisa diberi pakan berupa kutu air dan jentik nyamuk. Cukup mudah bukan?

Di tengah pandemi dimana jumlah PHK meningkat, ragam inovasi wirausaha bisa dilakukan. Kita sangat terbantu dengan kemajuan teknologi internet dimana di sana kita bisa belajar bagaimana cara budidaya, salah satunya budidaya cupang hias. Tinggal apakah kita ada kemauan dan ketekunan atau tidak. Ikan cupang hias bisa menjadi UMKM yang potensial untuk digeluti. Anda tertarik?