Menghargai Nilai Waktu
Teruslah berusaha dan melakukan inovasi-inovasi sampai Anda benar-benar merasa sukses.

ADA sebuah pepatah arab waktu adalah pedang. Apabila tidak digunakan sebaik-baiknya, kita akan dipenggalnya atau akan terpotong. Akan tetapi, makna pedang di sini bukan identik dengan peperangan. Melainkan tiap detik yang terlewati adalah detik-detik yang berharga yang tak ternilai dan tak akan kembali. Sangatlah sayang jika Allah swt telah membatasi waktu kita, dan waktu ini tidak dioptimalkan untuk berbagai nilai kebaikan.
Hal itulah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya, bagaimana akhir hidupnya telah menjadikan mereka semua menjadi tauladan sepanjang zaman. Dan Allah swt telah menjanjikan berbagai kenikmatan yang tak ternilai di surga-Nya.
Sedangkan, bagi kaum kapitalisme atau materialisme, waktu adalah uang. Tiap detiknya bertujuan untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Alkisah dahulu Alexander Graham Bell dan Gray sama-sama punya target yang sama yaitu membuat alat komunikasi bernama telepon. Keduanya berusaha dan bekerja dengan serius. Hanya saja Alexander Graham Bell lebih cepat menuju lembaga pemerintah untuk mendapatkan hak paten daripada Gray. Dari sinilah kita dapat melihat betapa penting dan berharganya waktu yang kita gunakan setiap harinya.
Sebegitu pentingnya kita dingatkan terus untuk menghargai waktu di dalam kitab-Nya. Sebagaimana Allah swt berfirman : “Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan saling menasihati dalam kebenaran serta saling menasehati dalam kesabaran.” (QS. Al-Ashr:1-3)
Di akhirat kelak, harta tak lagi berlaku dan teman takkan ada yang membantu, melainkan pertanggungjawaban amal masing-masing selama masa hidupnya, dan setiap amal akan mendapatkan balasannya meskipun sekecil biji sawi. “Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.” (QS. Al-Qiyamah:14-15). ”Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS an-Nuur:24).
Sekarang, bagaimana langkah yang kita ambil untuk mengumpulkan bekal terbaik? tersedia berbagai pilihan di hadapan kit, peluang yang dapat kita ambil hikmahnya untuk dipelajari. Ada berbagai cara, diantaranya: bermacam buku yang dapat kita baca, koneksi internet, majlis ilmu, serta teman-teman yang akan membantu kita selamat dunia dan akhirat.
Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, alangkah baiknya jika saya memberikan pesan terakhir pada Anda. Jadikan waktu-waktu Anda dalam rangka menggapai ridha Allah SWT. Teruslah berusaha dan melakukan inovasi-inovasi sampai Anda benar-benar merasa sukses. Serta hindarilah persaingan tikus yang di dalamnya satu sama lain saling menyikut. Anda pasti akan menyesal jikalau Anda keluar sebagai pemenangnya, Anda tetaplah menjadi seekor tikus.