Inspirasi dari lagu ‘Deen Assalam’ yang Dicover Nissa Sabyan

Lagu-lagu Nisa Sabyan telah menginspirasi banyak orang

Inspirasi dari lagu ‘Deen Assalam’ yang Dicover Nissa Sabyan
Ilustrasi foto/Net
Seri kedua

SIAPA tak kenal Khoerunnisa atau Nisa Sabyan? Siswi SMK yang bermetamorfis menjadi seorang penyanyi gambus dengan suara merdu ini merupakan vokalis dari Grup Gambus Sabyan. Beberapa lagu covernya telah menyita perhatian banyak orang.

Setelah semua lagunya jadi trending di situs berbagi video youtube, seolah semua lini masa, café, tempat perbelanjaan, pasar, hingga kendaraan pun bisa kita dengar lantunan lagu Nisa Sabyan ini.

Hebatnya, meski berbahasa arab, namun lagu-lagu yang dibawakan Nisa Sabyan menjadi sangat universal, bisa diterima semua kalangan. Terutama lagu ‘Deen Assalam’, yang tak hanya enak didengar, namun juga menginspirasi dan memberikan kedamaian.

Beberapa pesan dalam lagu ini misalnya adalah:

Pertama, soal toleransi. “Seluruh bumi ini akan terasa sempit Jika hidup tanpa toleransi”. Pesannya agar kita bisa hidup berdampingan antar-sesama. Walaupun hidup dalam keberbedaan, namun itu bukan alasan untuk saling menyudutkan dan bermusuhan.

Mungkin karena fakta keberbedaan inilah yang membuat lagu Deen Assalam yang dibawakan Nisa Sabyan begitu mengena di hati sanubari penduduk Indonesia. Perbedaan suku, bahasa, dan terutama agama memang telah membuat kita menjadi negeri kaya namun sekaligus berpotensi paling kuat dalam perpecahan.

Lalu ketika Nisa Sabyan melantunkan pesan-pesan tolerensi, sontak kita pun sama-sama memiliki kesan yang serupa, yaitu menginspirasi kita untuk memegang teguh toleransi.

Perbedaan tak mesti dipersoalkan, selama kita komitmen pada aturan hidup berbangsa dan bernegara. Dan yang terpenting adalah saling menghormati satu sama lain. Bila itu dapat dijawa, maka persatuan dan kesatuan bangsa serta umat akan abadi selamanya. Indonesia pun akan tetap ada.

Pesan kedua yang dapat kita tarik dari lyric lagu ‘Deen Assalam’ adalah soal cinta dan kebahagiaan. Betapa mudahnya hidup bahagia, cukup terima orang lain apa adanya, maka kamu akan bahagia. ”Namun jika hidup dengan perasaan cinta Meski bumi sempit, kita akan bahagia.”

Wahai para perindu Rasulullah, bahagia adalah visi universal yang semua orang cari dan berusaha meraihnya. Rasulullah saw. telah mencontohkan tentang pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama.

Rasulullah selalu menerapkan prinsip evaluasi diri, termasuk soal kecintaan orang terhadap Allah. Bila dakwah disampaikan, namun dibalas dengan cacian dan makian, atau bahkan lemparan batu, Rasulullah tak serta merta marah. Beliau justru kembali melihat upaya yang dilakukannya, siapa tahu ada yang kurang pas.

Pun demikian dalam kehidupan sehari-hari, bahwa bahagia itu sederhana. Hidup berdampingan kadang memang membuat kita fokus pada kesalahan orang lain, namun lupa dengan kesalahan dan kekurangan diri sendiri. Hiruk pikuk sosial media, menyajikan fakta-fakta tersebut.

Padahal, bila kita pahami dan terima orang lain apa adanya, meski berbeda dengan pandangan kita, maka kehidupan kita akan lebih bahagia. Seperti orang-orang Kostarika (negara paling bahagia di dunia), sesekali bertegur sapalah dengan orang lain, berkumpul, bertukar pikiran, jangan sibuk di sosial media, niscaya bahagia itu kian nyata.

[Mrf]