Inilah Pemuda yang Cakap dalam Berbagai Bahasa dan Khafid al-Qur’an (2)

Zaid bin Tsabit adalah ketua tim penulisan al-Qur’an

Inilah Pemuda yang Cakap dalam Berbagai Bahasa dan Khafid al-Qur’an (2)
Ilustrasi foto
Bagian dua

KEAHLIAN Zaid bin Tsabit dalam penguasaan berbagai Bahasa tidak perlu diragukan lagi  sehingga Rasulullah menjadyikan Zaid sebagai sekretaris dan penerjemah berbagi bahasa. Tetapi tahukah kalau Zaid ini adalah orang pertama dikasih tugas berat untuk menulis Al- Quraan. 

Tugas berat ini bermula dari keresahan Umar bin Khatab yang melihat banyaknya para penghapal  al-Quran yang sahid di medan pertempuran, salah satu peperangan yang menyebabkan banyak terbunuh para penghapal itu adalah perang yamamah, perang melawan nabi palsu Musailimah al Khazab . Tidak kurang dari 70 para penghapal Quran sahid diantaranya Abu khudaifah dan Salim dalam perang yamamah  ini.

Berangkat dari keresahan ini Umar bin Khathab mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar  Shiddiq untuk segera menulis al-Qur’an dan menugaskan Zaid bin Tsabit sebagai penagunggjawab.

Keahlian dalam penulisan al-Qur’an inilah yang membuat al-Qur’an kokoh sebagai kitabullah yang terjaga keasliannya dan semua ini tidak lepas dari peran Zaid bin Tsabit yang piawai dalam mengumpulkan berbagai tulisan al-Qur’an dalam berbagai media seperti pelepah korma dan juga tulang belulang.

adalah Perang Yamamah, peristiwa yang kemudian menewaskan banyak para penghafal al-Qur’an. Ada yang menyebut sampai 70 orang. Karenanya, muncul inisiatif Umar bin Khatab untuk membukukan al-Qur’an.

Tak lama setelah itu, dibentuklah kepanitian atau Tim penghimpun al-Qur’an yang terdiri atas Zaid bin Tsabit sebagai ketua dibantu oleh Ubay bin Ka’ab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan para sahabat lainnya sebagai anggota. 

Masa kerja tim ini cukup panjang. Mulai pada 12 Rabbiul Awwal tahun 11 H/632 M yang ditandai dengan wafatnya Rasulullah, hingga 23-35 H/644-656 M (masa kekhalifahan Usman bin Affan) atau sekitar 18 tahun setelah wafatnya Nabi, barulah al-Qur’an selesai dibukukan dan diberi nama Mushaf Utsmani.

[Mrf]