Mengapa Zumi (bisa) Terbelit di Episode Korupsi?

Kisahnya bak pangeran. Pintar, tampan, dan mewarisi pengaruh dinasti politik dari ayahnya. Kali ini, kisahnya masuk dalam babak yang lebih dramatis daripada babak-babak sebelumnya. Ia sedang menjadi sorotan, namun bukan sebagai aktor di layar lebar dan layar kaca. Zumi Zola dan jajaran birokrasi di bawahnya sedang menghadapi skenario 'tangan Tuhan"

Mengapa Zumi (bisa) Terbelit di Episode Korupsi?
source : legaleraindonesia.com

 

MONDAYREVIEW, Jakarta, Drama kasus hukum agaknya harus kembali menerjang salah satu pemimpin muda yang menjabat kepala daerah. Bukan akting dan bukan sekedar mengikuti arahan sutarada kala kita saksikan babak demi babak penyelidikan KPK dalam episode lingkaran korupsi pengesahan RAPBD Provinsi Jambi. Pemeriksaan, penetapan tersangka, dan penggeledahan berlangsung dramatis. Bahkan tak jarang lebih menegangkan dari alur kisah film thriller.

Apalagi kali ini yang terjerat adalah Zumi Zola. Seorang aktor yang terbilang muda dan meneruskan dinasti keluarga Zulkfili Nurdin. Umurnya masih belia, lahir 31 Maret 1980. Ganteng, pintar dan punya bakat seni peran yang memikat pecinta roman cinta di layar kaca. Ia terkenal sejak membintangi sinetron "Hantu Jatuh Cinta" (2006). Kini hantu korupsi yang membayang-bayangi episode anti-klimaks dalam karir politiknya. Terjerat kisah asmara sudah jamak lazimnya bagi si tampan kaya, namun terjerat perkara rasuah sunggun membuat publik ikut terhenyak.

Daftar panjang kepala daerah yang terjerat kasus korupsi akan semakin bertambah. Lingkaran kepentingan di provinsi Jambi sungguh bukan perkara mudah untuk dikelola. Biaya politik yang tinggi, tarikan kepentingan di ranah birokrasi dan kelompok kepentingan begitu kuat. Dan Zumi, tak mewarisi keberuntungan, mungkin juga kepiawaian ayahnya yang aman-aman saja memimpin dua periode sebagai orang terpenting di provinsi Jambi.

Ia menjadi bupati Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk periode 2011-2016, berpasangan dengan Ambo Tang sebagai wakil bupati. Riwayat pendidikannya menunjukkan ia cukup punya kapasitas intelektual. Zumi menyandang gelar sarjana dari Institut Pertanian Bogor dan pasca sarjana dari London Metropolitan University. Kombinasi pengalaman kepemimpinan di tingkat Kabupaten dan bekal pendidikan yang cukup tentu cukup ideal baginya untuk menapaki karir politik di tingkat provinsi.  

Pada Pilkada Serentak 2015, gubernur tampan ini berpasangan dengan Fachrori Umar, terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Jambi untuk periode 2016-2021. Popularitasnya tak diragukan, bahkan di tingkat nasional pun banyak sudah mengenali sosok muda ini. Pencalonannya didukung oleh PAN, Partai Nasdem, Partai Golkar, Partai Hanura, PKB, PBB, dan PPP.

Tak selalu kabar sedap yang menyertai pemberitaan menyangkut Zumi. Ia pernah dihempas berbagai isu kedekatan dengan artis yang justru berakhir begitu saja seolah ia meninggalkan mantan kekasihnya. Ia juga pernah diterpa isu kedekatan dengan istri orang. Namun, kabar tak sedap itu segera terkubur seiring pernikahannya yang kelak melahirkan dua orang anak. Seakan sempurnalah hidupnya. Karir, keluarga, dan reputasi yang lumayan bagus sebagai kepala daerah.

Pada tanggal 12 Februari 2016, Zumi Zola resmi dilantik oleh Presiden Jokowi. Menjelang dua tahun ia resmi memimpin, KPK menjerat jajaran birokrasi yang dipimpinnya dalam kasus korupsi terkait pengesahan RAPB 2018. Rupanya, budaya lama main mata antara penguasa dan anggota dewan perwakilan daerah masih kuat berakar. Alih-alih Zumi dan jajarannya bisa menyingkirkan duri rasuah yang mengakali anggaran daerah, ia justru tersuruk di dalamnya. Kalau dulu ia menghibur publik dalam film Disini Ada Setan, kali ini ia berada dalam skenario lingkaran setan kepentingan politik.

Akankah episode efek jera menutup lembaran tahun politik 2018? Kita tunggu ‘screening’ yang dilakukan KPK atas  peran para penyelenggara negara yang nyata-nyata tak kuat menyangga amanat. Bahkan salah-salah menjadi pemimpin berperilaku khianat.