Mengais Harapan dan Menebalkan Kesadaran Saat Hadapi Krisis
Krisis besar seringkali datangnya tiba-tiba. Meski ada satu dua orang yang mampu ‘menerawang’ jauh-jauh hari. Prediksi Bill Gates dan George W. Bush tentang ancaman pandemik sudah diucapkan beberapa tahun lalu. Dunia tak merespon serius karena sibuk dengan maasalah lain. Investasi lebih banyak diperlukan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi seiring pertambahan eksponensial penduduk bumi.

MONITORDAY.COM- Krisis besar seringkali datangnya tiba-tiba. Meski ada satu dua orang yang mampu ‘menerawang’ jauh-jauh hari. Prediksi Bill Gates dan George W. Bush tentang ancaman pandemik sudah diucapkan beberapa tahun lalu. Dunia tak merespon serius karena sibuk dengan maasalah lain. Investasi lebih banyak diperlukan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi seiring pertambahan eksponensial penduduk bumi.
Wabah virus corona sudah menyeret dunia pada krisis ekonomi. Hilangnya pekerjaan sudah terjadi di banyak negara. Industri macet, kredit macet, dan sektorl finansial goyah. Dalam keadaan ekonomi yang buruk maka pelayanan sosial pun akan mengalami kesulitan. Standar pelayanan kesehatan akan turun. Kelaparan dan kematian membayang di sana.
Kesehatan perlu anggaran. Kesehatan pula yang akan menjamin rakyat masih bisa bekerja dengan aman dan produktif. Masih bisa keluar rumah untuk menjalankan aktivitas ekonomi. Pertanian masih bisa menghasilkan pangan dan komoditas sehari-hari. Dan industri bisa berjalan untuk menghasilkan barang yang ragamnya semakin banyak dari waktu ke waktu.
Denyut ekonomo bisa berhenti kala krisis datang. Tidak ada pekerjaan. Tidak ada uang. Jangan-jangan tidak ada barang kebutuhan pokok di pasaran.
Dunia pernah melewati krisis. Di tahun 1929 terjadi krisis di pasar saham AS. Setelah masa-masa keemasan bursa yang membuat orang berani meminjam dana dengan bunga tinggi untuk membeli saham. Harga saham yang terus terkerek naik sampai pada titik puncaknya untuk kemudian terjun bebas.
Krisis itu dilanjutkan dengan Great Depression. Jika disederhanakan tahapannya adalah krisis perbankan pada 1930. Nasabah menarik uangnya hingga bail out dari Pemerintah AS tak sanggup menghentikan hilangnay kepercayaan publik pada bank. Dan tahun-tahun berikutnya adalah makin tingginya gelombang pengangguran hingga tahuin 1934.
Krisis mereda setalah Presiden Franklin D Roosevelt menjadi Presiden AS. Program New Deal disepakati walaupun dikritik sana-sini. Dianggap terlalu sosialis dan jauh dari semangat kapitalisme liberal. Tapi terbukti 47 langkah dalam menyelamatkan ekonomi AS bisa dilakukan setahap demi setahap. Petani tak kehilangan lahannya. Pengangguran bisa bekerja dengan berbagai program ‘padat karya’.
Krisis juga pernah menhantam dunia kala harga minyak mengalami guncangan di tahun 1973. Harga minyak melambung tinggi dari 3 Dollar ke 12 Dollar. OPEC menggunakan senjata embargo minyak untuk menekan Barat yang mendukung Israel. Krisis itu tidak mampu mengubah kebijakan Barat dalam konfik Arab-Israel. Tapi dampaknya sangat mengguncang ekonomi dunia.
Berbagai krisis regional di Asia Timur, bekas Uni Soviet, dan Amerika Latin saat dunia memasuki milenium baru. Yang masih belum lama terjadi adalah krisis keuangan global yang dimulai pada tahun 2007 yang berlanjut hingga 2008.
Saat ini anggaran negara direlokasi untuk penanganan layanan kesehatan. Selebihnya untuk memperkuat jaring pengaman sosial agar kebutuhan pangan dan energi masyarakat masih bisa terpenuhi. Kita belum bisa berfikir terlalu panjang. Kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pokok menjadi fokus beberapa bulan mendatang.
Sekrisis apapun kita tetap butuh pangan dan energi. Maka menyusun strategi untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi tidak bisa menunggu hingga akhir periode wabah. Pada saat yang sama aktivitas tersebut bisa menjadi tumpuan geliat ekonomi rakyat. Harapan rakyat untuk tetap bisa makan dan tetap sehat masih ada.