Mengembangkan Diri dengan Mengetahui dan Memahami "Si Otak Kanan" dan "Si Otak Kiri"
Kemampuan setiap individu dipengaruhi oleh kemampuan otak yang berbeda-beda. Otak manusia terbagi ke dalam beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing dengan tidak mengesampingkan fungsi bagian lainnya. Keseimbangan adalah hal yang mutlak supaya seseorang mampu mengembangkan kemampuannya dengan optimal.

MONITORDAY.COM - Pernahkah kita bertanya kenapa kita lebih memahami sesuatu dengan mendengarnya dari orang lain berbicara? Untuk menjawab hal itu, kita perlu mengetahui lebih dominasi manakah bagian pada otak kita. Apakah otak kanan atau otak kiri?
Memahami otak yang kita miliki dan mengkaitkannya dengan metode belajar sangatlah penting dilakukan. Secara garis besar, menurut beberapa penelitian, dikatakan bahwa sangat umum dikatakan bahwa terdapat tiga jalur belajar yang dominan yaitu Visual, Auditori, dan Kinestetik.
Jalur Visual (penglihatan) dilakukan dengan cara mengingat, jalur Auditori (pendengaran) dilakukan dengan cara mendengar, dan jalur Kinestetik dilakukan dengan melakukan.
Pada dasarnya setiap orang memiliki jalurnya masing-masing, sehingga setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Dengan pengetahuan tersebut, kita dapat mengetahui pada jalur manakah yang membuat kita lebih nyaman menggunakannya.
Teori otak kanan dan otak kiri atau yang disebut dengan "Teori Belahan Otak" dikemukakan oleh Sperry. Sperry membagi otak menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Secara garis besar, kedua belahan tersebut memiliki fungsi dan kemampuan yang berbeda-beda.
Otak kanan (otak kreatif) berhubungan dengan proses dan penyimpanan informasi mengenai gambar, imajinasi, warna, ritme, dan ruang. Sementara otak kiri (otak analitis) berhubungan dengan angka-angka, kata-kata, logika, urutan, dan detail.
Berikut ciri-ciri yang membedakan antara si otak kanan dan si otak kiri:
SI OTAK KANAN
Relational - Orientasi pada hubungan-hubungan.
Spasial - Orientasi ruang dan bentuk/dimensi.
Musikal - Kemampuan mengerti musik.
Acoustic - Kecenderungan menyerap bunyi.
Holistik - Pandangan yang menyeluruh.
Multipel - Kecenderungan penggandaan.
Simbolik - Orientasi pada simbol-simbol.
Continuous - Tindakan yang berlanjut.
Emosional - Orientasi pada otak emosional.
Sensuous - Orientasi pada rasa.
SI OTAK KIRI
Detail - Kecenderungan pada detail-detail.
Konvergen - Kecenderungan menghimpun.
Kontrol - Kecenderungan mengontrol.
Rasional - Orientasi pada hal yang sudah terjadi.
Verbal - Kecenderungan secara lisan.
Objektif - Orientasi pada tujuan akhir.
Realistis - Kecenderungan pada yang nyata.
Sekuensial - Orientasi pada tahapan.
Historikal - Orientasi pada sejarah.
Analitis - Kecenderungan menganalisa.
Kesalahan pada sistem pendidikan di Indonesia adalah terlalu menekankan pada nilai-nilai IQ (rapor, indeks prestasi, dan lain-lain) sehingga terlalu membebani pada penggunaan otak kiri dan otak kanan menjadi terbengkalai.
Penggunaan yang tepat yaitu menyeimbangkan kedua fungsi otak kanan dan otak kiri. Terlalu mengandalkan salah satu fungsi otak akan berdampak tidak optimalnya pengembangan diri. Hal yang dapat kita lakukan yaitu dengan melatih otak kita yang kurang dominan secara berkelanjutan agar terbiasa dan memadukannya dengan kemampuan bagian otak dominan kita.
Salah satu kekeliruan saat mendidik anak adalah sering berkata "jangan" terhadap anak, karena akan membuatnya menjadi terbatas dalam belajar. Bayi yang sedang bermain sebenarnya adalah belajar dengan spontan, tanpa bebas, dan menggunakan fungsi kedua belah otaknya. Menurut MacGregor (2001) anak berusia 0-5 tahun memiliki kemampuan mempelajari data dan fakta lebih banyak dibandingkan mahasiswa yang belajar hingga mencapai gelar sarjananya.