Menanti Wajah Baru Jakarta
Banjir, macet dan kesenjangan ekonomi merupakan masalah besar. Gubernur baru harus mengurai masalah besar ini.

MONDAYREVIEW.COM- Kontestasi politik pilgub DKI Jakarta telah usai. Sejumlah lembaga survei menunjukan bahwa pasangan Anies R Baswedan- Sandiaga S Uno menang telak atas pasangan Basuki T Purnama- Djarot Syaiful Hidayat dengan kisaran perolehan suara 42 persen dan 58 persen. Meskipun demikian Kemenangan yang sebenarnya masih menunggu hasil perhitungan resmi yang akan dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta.
Tugas berat telah menanti gubernur baru DKI Jakarta. Sugudang permasalahan yang kian kompleks harus segera dicari solusi secara komprehensif. Permasalahan yang terpenting dan menjadi permasalah abadi seperti kesenjangan antara si kaya dan si miskin yang kian melebar, kemacetan yang semakin parah dan banjir harus menjadi prioritas utama. Sehingga kahadiran gubernur baru akan mengubah wajah Jakarta menjadi lebih maju dan adil.
Anies-Sandi sebagai gubernur terpilih sepanjang kampaye memiliki komitmen yang sangat kuat untuk menghilangkan gap yang kian lebar antara si kaya dan si miskin. Malalui program Oke dan Oce calon gubernur yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKS berjanji akan berpihak kepada rakyat kecil dengan memberikan kesempatan dan peluang bagi wirausaha kecil dan menengah untuk mengembangkan usaha.
Melalui program tersebut Anies-Sandi berkeyakinan seluruh warga Jakarta akan lebih mandiri dan perekonomian di Jakarta bisa dinikmati oleh seluruh warga DKI Jakarta. Anies-Sandi berkomitmen Jakarta adalah rumah kita bersama- sehingga Jakarta harus memberikan keadilan bagi seluruh warganya. Jika keadilan ekonomi dengan memberikan kesempatan yang sama bagi warga Jakarta benar-benar dijalankan, maka gap yang semakin melebar antara orang kaya dan orang miskin akan terurai. Sehingga warga DKI Jakarta benar-benar merasakan keadilan yang sebenarnya.
Selain itu, permasalahan yang lebih serius adalah masalah kemacetan. Ini merupakan masalah abadi yang hingga saat ini belum terurai. Memang gubernur DKI Jakarta sebelumnya telah berupaya untuk mengurai kemacetan. Seperti pada masa Sutiyoso dan Fauzi Bowo dengan membuat kebijakan dengan menyediakan bus transjakarta. Ternyata langkah tersebut belum mampu mengurai kemacetan di ibu kota hingga saat ini.
Pada masa gubernur Jokowi dan Basuki T Purnama, juga melanjutkan kebijakan gubernur DKI Jakarta sebelumnya dengan memperpanjang jalur dan memperbaiki kualitas pelayanan untuk bus transjakarta. Upaya ini ternyata belum juga berhasil mengurai kemacetan. Di masa Jokowi dan Ahok mereka juga membuat gebrakan dengan membangun MRT dan LRT, hingga saat ini proyek ini masih dalam proses pembangunan.
Yang harus menjadi titik tekan di masa pemerintahan Anies-Sandi ini harus benar-benar mengawal proyek ini berjalan lancar sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sehingga permasalahan kemacetan yang kian parah ini bisa teratasi. Selain itu, gubernur baru ini harus mampu menyediakan transportasi umum yang nyaman dan aman. Sehingga warga Jakarta akan beralih, dari menggunakan kendaraaan pribadi ke moda transportasi umum.
Bagi penulis, kemacetan sangat merugikan baik secara ekonomi dan kesehatan. Secara ekonomi masyarakat akan kehilangan uang yang cukup besar untuk membeli bahan bakar. Sedangkan secara kesehatan masyarakat akan menanggung resiko yang serius dari polusi akibat kemacetan tersebut. Selain itu, polusi udara ini akan berdampak merusak kesehatan dan akan menurunkan kecerdasaan anak-anak. Padahal anak-anak merupakan aset yang sangat besar. Jika permasalahan kemacetan ini terus terjadi maka masa depan Jakarta akan terancam. Pasalnya Jakarta akan melahirkan generasi penerus yang sakitan-sakitan dan tidak cerdas.
Masalah banjir juga harus segera ditemukan jalan keluarnya. Memang di masa gubernur Jokowi-Ahok banyak yang mereka sudah kerjakan untuk mengurangi banjir di Jakarta, dengan melakukan normalisasi kali di beberapa titik di wilayah Jakarta. Namun, langkah tersebut harus juga dibarengi dengan melakukan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pemirintahan di sekitar Jakarta. Pasalnya banjir di Jakarta lebih besar disebabkan karena kiriman air yang sangat luar biasa dari wilayah Jawa Barat.
Maka itu, penulis berharap agar di pemerintahan Anies-Sandi mampu membangun kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah sekitar. Kerjasama yang baik tersebut harus dibarengi komitemen mungkin dengan membangun banyak setu atau waduk di daerah perbatasan.
Setu atau waduk bisa mengurangi banjir kiriman. Karena, dengan adanya waduk atau setu akan mampu menampung volume air. Dan ini juga akan menjadi lumbung air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang semakin berkurang di Jakarta. Sehingga pada saat musim kemaraupun Jakarta dan daerah sekitar tidak akan mengalami krisis air.
Semoga gubernur DKI yang baru ini akan mampu menyelesaikan ketiga permasalah yang besar ini. Sehingga Jakarta akan memiliki wajah baru. Yaitu Jakarta yang maju, adil. Dan yang paling utama Jakarta menjadi rumah bersama. Rumah yang memberikan keadilan dan kenyamanan bagi seluruh warganya.