Menguak Potensi Pestisida Nabati. Ini Faktanya! M

Ketahanan pangan menjadi salah satu isu utama di tengah ancaman wabah. Para petani pun mendapat perhatian serius. Salah satu yang dibutuhkan petani adalah pestisida untuk mengantisipasi serangan hama. Kesadaran akan kelestarian lingkungan semakin menguat. Sehingga penggunaan bahan kimia semakin dihindari. Dengan meningkatnya kebutuhan petani maka peluang pasar pestisida nabati untuk pengendalian hama di lahan pertanian masih terbuka lebar di Indonesia.

Menguak Potensi Pestisida Nabati. Ini Faktanya!  M
ilusttrasi pestisida nabati/ net

MONDAYREVIEW.COM – Ketahanan pangan menjadi salah satu isu utama di tengah ancaman wabah. Para petani pun mendapat perhatian serius. Salah satu yang dibutuhkan petani adalah pestisida untuk mengantisipasi serangan hama.

Kesadaran akan kelestarian lingkungan semakin menguat. Sehingga penggunaan bahan kimia semakin dihindari. Dengan meningkatnya kebutuhan petani maka peluang pasar pestisida nabati untuk pengendalian hama di lahan pertanian masih terbuka lebar di Indonesia.

Pestisida nabati atau yang sering disebut juga dengan pestisida alami, merupakan pestisida pengendali hama tanaman yang bahan aktifnya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan aktif pestisida nabati diperoleh dengan cara mengekstrak pada bagian tertentu dari tumbuh-tumbuhan tertentu.

Pestisida nabati semakin digemari seiring dengan semakin tingginya kesadaran akan efek negatif penggunaan pestisida kimia. Penggunaan pestisida nabati merupakan salah satu bentuk upaya dalam mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan. Pestisida nabati menjadi solusi terbaik dalam pengendalian hama tanaman secara mudah, murah dan aman.

Siapapun bisa dengan mudah membuat pestisida nabati, karena pembuatannya tidak memerlukan teknologi yang rumit. Bahan-bahannya pun juga mudah didapatkan disekitar kita sehingga tidak perlu menghabiskan banyak biaya.

Kebanyakan dari jenis pestisida nabati memiliki sifat hit and run, maksudnya adalah saat pestisida nabati tersebut diaplikasikan maka dapat membunuh hama saat itu juga dan setelah hamanya mati, maka residunya akan hilang terdegradasi oleh alam. Dengan demikian produk terbebas dari residu pestisida sehingga aman untuk dikonsumsi manusia.

Dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman, pestisida nabati menjalankan prinsip kerja yang unik dan spesifik. Prinsip kerja pestisida nabati ada tiga yaitu menghambat, merusak dan menolak. Hal ini akan nampak pada cara kerja pestisida nabati dalam melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit.

Pestisida nabati ini mampu mengatasi dan mengusir hama perusak tanaman pertanian dan perkebunan umumnya seperti kutu, ulat, belalang dan sebagainya.

Berikut merupakan beberapa kelebihan yang bisa diperoleh ketika melakukan pengendalain hama menggunakan pestisida nabati. Yakni mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan). Mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga obat-obatan pertanian khususnya pestisida sintetis/kimiawi.

Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang. Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan napsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian. Memiliki spektrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif

Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman. Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai dari sumberdaya yang ada di sekitar dan bisa dibuat sendiri. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati

Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga. Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia.

Namun, meskipun demikian pestisida nabati juga tetap memiliki sedikit kekurangan, seperti berikut ini. Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering

Tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama, pestisida nabati harus segera diaplikasikan setelah diproduksi. Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar. Kurang praktis karena harus membuatnya terlebih dahulu dan waktu yang dibutuhkan pun tidak sedikit, sehingga tidak bisa langsung mengaplikasikannya pada tanaman.

Walaupun memiliki kelemahan seperti yang disebutkan di atas, penendalian dengan menggunakan pestisida nabati lebih aman terhadap kelestarian lingkungan daripada menggunakan pestisida kimia yang jika digunakan secara terus menerus dapat berdampak negatif terhadap kelestarian lingkungan.

Berikut ada beberapa link informasi tambahan yang bisa diakses untuk mengenal lebih dalam lagi tentang pestisida nabati. Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Way Lima, Kedondong, dan Way Khilau Kabupaten Pesawaran, Lampung,  Susanto, Rabu, mengatakan keunggulan dari pestisida nabati antara lain tidak akan membunuh hewan predator hama wereng seperti laba-laba, kepik permukaan air, dan kepik mirid.

Pestisida nabati juga tidak akan membunuh tanaman utama, dan tidak membahayakan petani karena cairan yang dibuat tidak membahayakan dan ramah lingkungan.

Dilengkapi dengan materi cara pembuatan pestisida nabati dan praktik pengendalian hama wereng dengan pestisida nabati di areal pertanaman. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya mendukung pengembangan pestisida nabati oleh para petani dan penyuluh yang mengikuti sekolah lapang.

Kementerian Pertanian sedang mentransformasikan BPP menjadi BPP Model Kostratani secara bertahap. Penguatan Kostratani terus dilakukan karena Kostratani mengawal implementasi program-program utama Kementerian Pertanian. Di Kostratani, fungsi-fungsi dari BPP kita perkuat.

.