Dokumen Elektronik Efisienkan Ekspor-Impor
Siapa cepat dapat. Kecepatan dalam proses bisnis juga berarti efisiensi waktu. Eksportir dan importir pasti menginginkan barangnya cepat sampai, cepat dibayar atau cepat dipakai. Dengan demikian perputaran bisnis akan semakin kencang. Pemasukan pun segera masuk dan modal pun cepat kembali. Persoalan administrasi menyangkut dokumen fisik dalam ekspor-impor menjadi catatan tersendiri. Untuk itu Kementerian Keuangan menciptakan inovasi bernama SiPakde-ATIGA dalam rangka mengefisienkan kegiatan ekspor dan impor melalui dokumen elektronik. Era paperless sudah mampu menjamin dokumen elektronik yang dikirm otentik dan memiliki keabsahan secara legal formal.

MONDAYREVIEW.COM – Siapa cepat dapat. Kecepatan dalam proses bisnis juga berarti efisiensi waktu. Eksportir dan importir pasti menginginkan barangnya cepat sampai, cepat dibayar atau cepat dipakai. Dengan demikian perputaran bisnis akan semakin kencang. Pemasukan pun lancar dan modal pun cepat kembali.
Persoalan administrasi menyangkut dokumen fisik dalam ekspor-impor menjadi catatan tersendiri. Untuk itu Kementerian Keuangan menciptakan inovasi bernama SiPakde-ATIGA dalam rangka mengefisienkan kegiatan ekspor dan impor melalui dokumen elektronik. Era paperless sudah mampu menjamin dokumen elektronik yang dikirm otentik dan memiliki keabsahan secara legal formal.
Fakta ini diungkap Kepala Lembaga National Single Window (LNSW) Kemenkeu Mochamad Agus Rofiudin. Pengajuan dokumen secara manual atau cetak dalam transaksi perdagangan internasional menyebabkan penumpukan data, potensi kerusakan fisik dokumen, penumpukan kontainer karena lamanya dwelling time dan tingginya biaya logistik pengiriman dokumen.
Dengan kata lain SiPakde-ATIGA akan menjamin validitas data, kepastian layanan, dan memberikan kemudahan bagi pelaku usaha.
SiPakde-ATIGA merupakan singkatan dari Sistem Pertukaran Data Elektronik-ATIGA. Inovasi ini lahir dari gagasan Lembaga National Single Window (LNSW) Kementerian Keuangan dengan tujuan untuk mengefisiensikan kegiatan ekspor dan impor dengan pemberian bea masuk preferensi antar-ASEAN Member States (AMS) melalui dokumen elektronik ATIGA.
Beberapa kelemahan terdeteksi ketika proses klaim bea masuk preferensi menggunakan dokumen fisik ASEAN Trade In Goods Agreement (ATIGA). Salah satu kelemahannya adalah kontainer sering tertahan di pelabuhan karena importir menunggu dokumen fisik dari negara eksportir. Untuk efisiensi waktu, Kementerian Keuangan menciptakan inovasi bernama SiPakde-ATIGA.
Dengan penerapan inovasi ini, importir tidak harus menunjukkan dokumen fisik ATIGA ke petugas bea cukai. Dampak lainnya adalah, eksportir tidak terkena tambahan beban biaya pengiriman dokumen antar-negara. SiPakde-ATIGA mengurangi potensi tambahan biaya inap di pelabuhan yang hartus ditanggung importir.
Inovasi ini juga memungkinkan pemerintah tidak harus mengirimkan spesimen tanda tangan dan stempel pejabat CIA.
Proses validasi dokumen oleh petugas bea cukai lebih cepat dan efisien dengan penerapan SiPakde-ATIGA.
SiPakde-ATIGA bertugas menerima dan mengirimkan dokumen ATIGA sesuai dengan tujuannya dengan aman, cepat dan tepat waktu seperti analogi 'Tukang Pos dan Kotak Surat'.
Inovasi ini merupakan prototype pertukaran data elektronik di tingkat ASEAN, yang juga melibatkan kerjasama antar-lembaga pemerintahan.
SiPakde-ATIGA memudahkan kolaborasi untuk membangun ekosistem pertukaran data elektronik antara proses penerbitan dan proses klaim preferential tariff.
Inovasi ini memiliki potensi untuk direplikasi pada daerah atau bahkan negara lain. Pada konsep yang sama, LNSW Kemenkeu berhasil mengembangkan SiPakde-ATIGA untuk pembangunan Gateway Nasional atau INSW Gateway.
Kemudian pada Februrari 2020, KNSW Kemenkeu membangun mekanisme pertukaran dokumen elektronik ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA) secara bilateral dengan Republik Korea Selatan.
Layanan ini menjadi kabar baik bagi kalangan dunia usaha. Terutama bagi mereka yang bergerak dalam bidang ekspor-impor. Digitalisasi sudah memangkas jarak dan waktu. Tinggal siapa yang cepat memanfaatkannya yang akan memenangkan pertarungan di berbagai lini bisnis.