Sempat Lumpuh Karena Covid-19, Bagaimana Sektor Pariwisata Bisa Pulih Kembali?

Animo berwisata masyarakat pasca berlakunya normal baru menjadi harapan bagi para pengelola objek pariwisata dan fasilitas penunjangnya. Tentu perlu waktu untuk kembali normal seperti sebelum pandemi menyerang.

Sempat Lumpuh Karena Covid-19, Bagaimana Sektor Pariwisata Bisa Pulih Kembali?
Sumber gambar: okezone.com

MONDAYREVIEW.COM – Salah satu sektor yang paling parah terkena dampak pandemi Covid-19 adalah pariwisata. Sektor pariwisata melibatkan banyak pihak di dalamnya, industri penerbangan, perhotelan dan agen perjalanan mengalami penurunan pendapatan yang drastis akibat lumpuhnya pariwisata. Penghuni hotel di Bali turun sampai 70%, hal ini berdampak pada kesejahteraan karyawannya. Asosiasi penerbangan internasional mengumumkan kerugian akibat Covid-19 sudah mencapai 113 miliar dollar.

Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, daerah wisata yang paling terdampak Covid-19 adalah Manado, Bali, dan Batam. Tercatat 180 destinasi dan 232 desa wisata ditutup sepanjang pandemi. Harapan bagi sektor pariwisata hadir saat pemerintah mengeluarkan kebijakan normal baru, dimana beragam aktifitas yang asalnya dilarang akan diperbolehkan kembali dengan protokol kesehatan yang ketat. Lantas bagaimanakah sektor pariwisata bisa pulih kembali dengan adanya normal baru?

Kawasan puncak dipadati pengunjung pada masa normal baru ini. Masyarakat seolah-olah sudah tidak khawatir akan ancaman virus yang mengintai dalam kerumunan. Kebijakan normal baru dan berakhirnya PSBB menjadi alasan masyarakat untuk kembali berwisata di tengah pandemi. Setelah harus mendekam dalam rumah selama dua bulan, hasrat masyarakat untuk berwisata sangat tinggi. Walaupun masih yang jaraknya dekat dengan tempat tinggal.

Animo berwisata masyarakat pasca berlakunya normal baru menjadi harapan bagi para pengelola objek pariwisata dan fasilitas penunjangnya. Tentu perlu waktu untuk kembali normal seperti sebelum pandemi menyerang. Namun setidaknya setelah mengalami kelumpuhan, objek pariwisata akan bisa menggeliat kembali. Geliat sektor pariwisata akan mendorong pemulihan perekonomian di masa new normal.

Tentu ada perbedaan konsep pariwisata saat pandemi dibanding sebelum adanya pandemi. Pada masa normal baru, tiga aspek menjadi hal yang sangat penting untuk diterapkan dalam sektor pariwisata. Tiga aspek itu adalah kesehatan, kebersihan dan keamanan. Caranya adalah dengan menerapkan protokol Covid-19 pada objek wisata. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Akan segera menerbitkan protokol kesehatan tersebut. Saat ini masih dalam tahap kajian.

Pemerintah juga sedang mendorong wisata domestik dengan konsep wisata dalam kota. Tren selama masa pandemi, masyarakat akan berwisata di dalam kotanya saja. Orang Jakarta akan berwisata ke Jakarta, orang Bandung ke Bandung saja, maka pemerintah daerah setempat harus sigap merespon fenomena ini. Wisata dalam kota merupakan peluang meningkatkan perekonomian masyarakat lokal yang terlibat di dalamnya.

Walaupun mengutamakan wisata domestik, pemerintah tetap melakukan promosi terhadap turis di mancanegara. Australia menjadi negara target utama Indonesia agar turisnya bisa datang ke Indonesia. Cara yang dilakukan pemerintah adalah memberikan update informasi terbaru kepada dunia internasional tentang kinerja Indonesia menyiapkan pariwisata di masa normal baru. Kemenparekraf juga telah menyiapkan buku pedoman yang mengacu pada standar internasional untuk pelaku industri wisata dalam menjalankan usahanya di tengah pandemi.