Menakar Dukungan Jokowi kepada Puan

MONITORDAY.COM - Pertemuan antara Presiden dengan para tokoh politik terus berlanjut. Agenda utama pembicaraannya tentang penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Termasuk ketika Ketua DPR RI Puan Maharani dengan beberapa pimpinan lembaga tinggi negara lainnya, menggelar pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (27/8).
Sorotan terhadap kehadiran Puan sangat menarik perhatian media dan netizen. Puan adalah putri mahkota dari partai terkuat dan berkuasa saat ini di Indonesia, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Meski hadir dalam kapasitas sebagai Ketua DPR, Puan adalah figur pemimpin bangsa yang diharapkan banyak phak menjadi calon Presiden 2024.
Peristiwa politik ini juga menunjukkan bahwa komunikasi politik tetap berlangsung antar elit di Tanah Air. Jokowi menjadi salah satu pemain kunci yang ditunggu suaranya dalam mendukung salah satu kandidat. Setidaknya untuk memberikan rekomendasi bagi para loyalis PDIP dalam memberikan dukungan politik kepada Ganjar Pranowo atau Puan Maharani. .
Meski ada pula suara sumbang yang menengarai bahwa Jokowi akan membuka kemungkinan untuk maju lagi dalam kontestasi pilpres. Wajar bila ada spekulasi bahwa pertemuan tersebut terkait dengan agenda strategis lainnya. Salah satunya adalah usulan amandemen yang digagas Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.
Dalam pertemuan tersebut diungkapkan bahwa DPR RI akan mendukung langkah-langkah Jokowi dalam menangani pandemi. Pada saat yang sama dukungan Jokowi kepada Puan sangat diperlukan agar suara konstituen Marhaen tetap solid mendukung dinasti penjaga ideologi nasionalis ini.
Kalaupun tidak terungkap secara eksplisit, pertemuan Jokowi-Puan diharapkan membawa pesan kuat bagi konsolidasi politik dan demokrasi di Indonesia. Bukan sekedar pertemuan formalitas untuk sekedar menggugurkan kewajiban. Ada agenda kebangsaan yang sangat krusial dalam masa-masa sulit menghadapi pandemi. Dan sikap kenegarawanan para elit politik sangat diperlukan saat ini.
Salah satu pesan kuat yang disampaikan Puan adalah perlunya Pemerintah meningkatkan kinerja. Teguran ini dapat membawa implikasi pada reshuffle kabinet untuk mengganti menteri yang dinilai tidak cakap. Tentu harus dihindari bahwa evaluasi bila soal kinerja menteri hanya menjadi alat untuk menempatkan orang pada posisi ini demi memperoleh tambahan dukungan politik.
Setidak-tidaknya pertemuan Jokowi-Puan ini memberi kredit popularitas bagi Puan Maharani untuk lebih dikenal luas oleh rakyat Indonesia yang diwakilinya. Semakin hari Puan terasa semakin berani, vokal, dan tajam dalam memberikan kritik dan saran kepada Pemerintahan Jokowi. Meski berlayar di biduk yang sama, Jokowi dan Puan adalah representasi dari ceck and balances dalam demokrasi. Puan harus menjadi penyambung lidah rakyat. Dan tak perlu basa-basi.