Mau Melihat Kitab Sutasoma? Datanglah ke Museum Nasional Indonesia

Kata Bhinneka Tunggal Ika berada di Kakawin Sutasoma.

Mau Melihat Kitab Sutasoma? Datanglah ke Museum Nasional Indonesia
Museum Nasional Indonesia

MONDAYREVIEW.COM – Kitab Sutasoma berarti banyak bagi Indonesia. Dikarenakan salah satu frase yang digunakan adalah Bhinneka Tunggal Ika merupakan konsensus nasional yang disepakati. Kutipan frase “Bhinneka Tunggal Ika” terdapat pada pupuh 139 bait 5 yang petikannya sebagai berikut” “Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa”. Artinya yakni “Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecahbelahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran”.

Kata Bhinneka Tunggal Ika berada di Kakawin Sutasoma atau Kitab Sutasoma. Kakawin Sutasoma menyambut Pameran Lahirnya Pancasila dihadirkan di Museum Nasional Indonesia. Kitab Sutasoma tersebut merupakan naskah kuno asli koleksi Perpustakaan Nasional. Kakawin Sutasoma sendiri ditulis pada tahun 1851 dengan menggunakan aksara Bali, namun berbahasa Jawa Kuno, dengan bahan naskah terbuat dari daun lontar. Kitab tersebut berukuran 40,5 x 3,5 cm.

Kehadiran Kitab Sutasoma merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menghelat Pameran Lahirnya Pancasila untuk memperingati Hari Lahir Pancasila ke-72. Pameran Lahirnya Pancasila digelar di Museum Nasional Indonesia dari tanggal 2-15 Juni 2017.