3 Keutamaan Silaturahmi Menurut Hadits Nabi

MONITORDAY.COM - Silaturahmi sudah menjadi bahasa Indonesia. Silaturahmi berasal dari bahasa Arab, silah dan rahim. Silah artinya bersambung, rahim artinya kasih sayang. Secara sederhana, silaturahmi artinya menyambungkan tali hubungan dan kasih sayang antar sesama manusia.
Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman: Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. (QS. An Nisaa: 1)
Dalam ayat tersebut, ada kata al arhaam yang diterjemahkan menjadi memelihara hubungan kekeluargaan. Hal ini menjadi landasan qurani ajaran silaturahmi.
Lantas apa manfaat dari silaturahmi?
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahim". (HR. Bukhari)
Dalam hadits ini, ada dua keutamaan dari silaturahmi. Pertama adalah diluaskan rezekinya. Menariknya, Nabi memilih diksi meluaskan, bukan memperbanyak. Artinya bahwa silaturahmi bisa membuat kita mempunyai keluasan dalam sumber-sumber rezeki kita.
Secara rasional, jika kita rajin silaturahmi, maka kita akan mempunyai banyak relasi. Dalam dunia modern, hal ini disebut networking. Mempunyai networking yang luas akan membuat peluang rezeki kita semakin banyak.
Kedua akan dipanjangkan umurnya. Hal ini bisa berarti secara harfiah memang umur seseorang bertambah panjang. Namun jika ajal memang sudah ditetapkan, boleh jadi ada makna lain yang lebih rasional.
Seseorang yang rajin silaturahim dia akan senantiasa diingat oleh relasinya. Apalagi jika dia mempunyai karya seperti para ulama zaman dahulu. Hal ini membuat dia akan tetap dikenang dan dibicarakan walaupun secara jasad sudah wafat. Umur jasad boleh jadi pendek, namun bisa jadi orang akan terus mengenangnya. Inilah makna panjang umur.
Terakhir, Dari Jubair bin Muth‘im Radiyallāhu anhu ia berkata: Rasūlullāh Shallallāhu Alayhi Wasallam bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim.”
(Muttafaqun ‘alaih).
Jika menggunakan mafhum mukhalafah atau logika terbalik, artinya orang yang memelihara silaturahmi akan masuk surga. Silaturahmi tidak hanya mempunyai efek kebaikan di dunia saja, melainkan juga di akhirat.