Krisis di Tengah Pandemi Covid-19, Tito Karnavian: Jangan Mengeluh Semua Terpukul
Ini semua jatuh, itu diperkirakan hampir Rp 400 triliun dari asumsi yang diharapkan awal tahun, dan ini berpengaruh. Semua kami dipotong, kami, Kemendagri dari Rp 3 triliun dipotong Rp 1 triliun, sudah.

MONITORDAY. COM - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian mengatakan dalam perang melawan penyebaran Covid-19, seluruh pihak baik pemerintah ataupun masyarakat sepatutnya bersatu, saling mendorong dan jangan saling menyalahkan. Selain itu, semestinya saling belajar dari pengalaman negara lain yang telah berhasil melawan pandemi virus ini.
Menurut Tito, pandemi ini membuat perekonomian seluruh negara tertekan dan turun termasuk Indonesia. Oleh sebab itu saling menyokong amat penting dikala ini, karena semua sektor memang mengalami pukulan berat.
Hampir seluruh sektor perekonomian turun mulai dari industri manufaktur, pariwisata hingga transportasi dan juga sektor keuangan terpukul berat. Ini juga membuat keuangan negara tertekan karena penerimaan yang turun drastis.
"Ini semua jatuh, itu diperkirakan hampir Rp 400 triliun dari asumsi yang diharapkan awal tahun, dan ini berpengaruh. Semua kami dipotong, kami, Kemendagri dari Rp 3 triliun dipotong Rp 1 triliun, sudah. Tapi saya sampaikan kepada teman-teman jangan mengeluh. Ini semua keadaan baru, semua terpukul," kata Tito melalui keterangannya, Rabu (20/05/2020).
Lebih lanjut, Tito menekankan bahwa krisis kesehatan imbas Covid-19 ini bisa mengarah terhadap krisis multidimensi. Dari krisis kesehatan dapat menjadi krisis kemanusiaan sebab banyak yang meninggal dan tentunya bisa berakibat terhadap krisis keuangan.
Namun, Dia menilai Indonesia termasuk masih dalam situasi yang baik sebab pada kuartal I-2020 perekonomian masih dapat tumbuh positif 2,7%. Walaupun, jauh dibandingkan prediksi pemerintah, tetapi lebih baik dari negara lain.
"Kita tahu karena pembatasan-pembatasan yang terjadi, hotel- hotel, pariwisata banyak yang. Pabrik-pabrik tutup. Semua kegiatan melamban. Ini memberikan pukulan semua negara. Pertumbuhan ekonomi semua jatuh. Bahkan sudah ada yang minus, kita masih 2 koma sekian (pertumbuhan ekonomi) per hari ini," tuturnya.
Kemudian, tak ada satu negara pun di dunia ini yang siap dalam mengahadapi pandemi Covid-19 tersebut. Maka, seluruh negara yang terjangkit Covid-19, sepatutnya saling belajar.
Sebab, negara maju seperti AS dan Eropa bahkan ikut serta terpukul perekonomiannya. Tak cuma itu, jumlah korban yang terjangkit Covid-19 atau yang meninggal di negara-negara tersebut jauh lebih banyak daripada Indonesia.
"Nah kita belajar dari semua negara, belajar satu sama lain dari keberhasilan dan juga dari kegagalan karena semua mencari format. Jadi saya pikir kita tidak perlu saling menyalahkan satu sama lain. Tapi kita belajar dari negara lain, kita belajar dari daerah lain, belajar dari keberhasilan mereka, dan belajar dari kekurang berhasilnya mereka, kok bisa naik terus? Ada apa? Kok yang itu bisa turun, kenapa? Kok Bali bisa turun," pungkasnya.