KOPI PAHIT: Saji Diskusi Virtual bahas UMKM Naik Kelas
“Normal Baru” dalam kebijakan UMKM bukan sebatas menerapkan protokol pencegahan virus bagi pelaku UMKM, tetapi adanya paradigm dan strategi baru dalam pengembangan UMKM di Indonesia agar naik kelas.

MONITORDAY.COM - “Normal Baru” dalam kebijakan UMKM bukan sebatas menerapkan protokol pencegahan virus bagi pelaku UMKM, tetapi adanya paradigma dan strategi baru dalam pengembangan UMKM di Indonesia agar bisa naik kelas.
Instruksi presiden Jokowi agar dilakukan upaya yang serius dan fokus agar UMKM Indonesia bisa naik kelas dan bisa bersaing di pasar nasional dan internasional. Dalam mendukung tujuan tersebut, pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah perlu mendorong peningkatan kapasitas usaha dan kompetensi KUMKM Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan tiga strategi: (1) perluasan akses pasar; (2) meningkatkan daya saing; (3) mengembangkan kewirausahaan.
Pandemi Covid-19 adalah momentum tepat untuk Indonesia melakukan percepatan digitalisasi UMKM. Digitalisasi dalam arti sesungguhnya, yakni: memperkuat daya-lenting (resilience) UMKM menghadapi krisis hari ini dan mengantisipasi berbagai perubahan ke depannya.
Lalu, memastikan produk UMKM menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan semakin berdaya di pasar global. Sekitar 64 juta populasi UMKM di Indonesia, baru 13 persen saja yang telah menjadi bagian ekosistem digital. Sedang 87 persen sisanya dalam kondisi luring (offline) atau seluruh aktivitas usahanya—mulai dari pembelian, penjualan, pemasaran dan pembayaran—masih sangat tergantung dengan interaksi fisik.
Meskipun keberadaan usaha ini begitu menggembirakan karena besarnya pengaruhnya terhadap perekenomian ternyata UMKM ini tidak terlepas dari banyak permasalahan. Bisa dikatakan permasalahan tersebut adalah hal yang juga mesti diperhatikan dan membutuhkan prioritas dalam penanganan tepat.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi seperti dalam bidang permodalan, dimana akses modal untuk mereka sangat terbatas apalagi ada kaitannya dengan jaminan tertentu untuk bisa mendapatkan pinjaman.
Selain itu para pelakunya terkadang tidak mempunyai jaminan atau aset yang bersertifikat yang bisa dijadikan jaminan.
Tidak hanya itu, di dalam bidang pemasaran dimana akses pasarnya terbatas dan posisi tawar serta manajemen usaha ini juga lemah. Permasalahan lainnya yaitu di bidang produksi yaitu terbatasnya izin usaha, produk memiliki kualitas rendah dan tidak stabil serta proses produksi produk tidak kontinu alias tidak stabil.
Permasalahan terakhir yaitu berkaitan dengan Sumber daya manusia karena di Indonesia memiliki SDM rendah dan minat dalam menempuh pendidikan rendah mengakibatkan tingkat pendidikan juga rendah.
Dalam mengatasi permasalahan dari pelaku UMKM ini maka munculah gerakan satu juta UMKM naik kelas. Lantas seperti apa UMKM Naik Kelas?
KOPI PAHIT bakal menjamu pencinta diskusi dengan aroma solusi dan racikan literasi produktif yang siap tersaji pada senin 22 Juni 2020, pukul 09.00 - 11.30 WIB
Tajuk diskusi kali ini sangat menarik yakni New Normal, UMKM Naik Kelas bersama tokoh penting dari lintas profesi dan usia yang dijamin menemani memperkaya khazanah hari rekan KOPI PAHIT (sebutan peserta diskusi) semakin sempurna.
Diantaranya: HM. Muchlas Rowi (CEO Monday Media Group/ Komisaris Jamkrindo), Dr. Riza Damanik (Stafsus Kemenkop UMKM), Prof. Dr. Khaerul Wahidin (Rektor Univ Muhammadiyah Cirebon), Sari Laelatul Qadriah, M.Si (Dekan Fakultas Ekonomi UMC), Andreas Ardian Pramaditya (Presiden Galeri Indonesia blibli.com).
Kegiatan juga dihadiri oleh Maharani Dewi (Kadis Perindagkop UKM Kota Cirebon), Fery Afrudin (Kadis Perindagkop UKM Kab Cirebon), Imas Mintarsih (Pelaku UMKM Milenial).
KOPI PAHITuga memberikan apresiasi kepada Yayasan Putri Indonesia bersama Mustika Ratu yang setia mendukung setiap diskusi yang digelar.
Selain pembicara yang sudah disebutkan diatas, hadir pula Putu Ayu Saraswati (Putri Indonesia Lingkungan 2020) yang juga ikut memberikan sumbangsih pemikiran.
Diskusi virtual ini adalah bagian dari kerjasama KOPI PAHIT dengan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Cirebon untuk mendukung UMKM naik kelas dengan tetap mendukung program pemerintah yakni adaptasi kebiasaaan baru dan yakinlah pandemi ini pasti berlalu.