Ketahanan Pangan Ala Raisa
Siapa yang tak kenal Raisa nan cantik dan merdu suaranya. Bahkan pernikahannya menjadi hari patah hati nasional. Namun ada Raisa lain yang tak kalah menariknya. Yakni Raisa sebagai teknologi. Seperangkat cara yang membantu petani hingga padinya tumbuh dengan baik.

MONDAYREVIEW.COM – Siapa yang tak kenal Raisa nan cantik dan merdu suaranya. Bahkan pernikahannya menjadi hari patah hati nasional. Namun ada Raisa lain yang tak kalah menariknya. Yakni Raisa sebagai teknologi. Seperangkat cara yang membantu petani hingga padinya tumbuh dengan baik.
Inilah yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian. Mereka siap menerapkan inovasi teknologi budi daya padi sawah pasang surut intensif, super, dan aktual atau teknologi budi daya padi RAISA di lahan food estate Kalimantan Tengah.
Pemerintah telah menegaskan kebijakannya untuk membangun lumbung pangan di Kalimantan Tengah. Di pulau Kalimantan pula ibukota hendak dibangun. Maka masa depan Indonesia salah satunya akan sangat ditentukan oleh keberhasilan pembangunan di Kalimantan. Pembangunan yang berdasarkan prinsip keberlangsungan dan terjaganya lingkungan hidup di sana.
Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry di Jakarta menegaskan dengan menerapkan teknologi RAISA, diharapkan dapat meningkatkan hasil dan meningkatkan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200 atau bahkan IP 300 dalam satu tahun.
Kondisi existing sebelumnya di kawasan food estate ini, produktivitas padi masih di bawah produktivitas nasional yakni hanya 2-4 ton/ha. Dengan teknologi RAISA di kawasan food estate akan dapat meningkatkan produkvitas padi menjadi 5-6 ton/ha.
Sebelum diaplikasikan di kawasan food estate ini, tambahnya, teknologi RAISA berhasil dikembangkan di beberapa sentra padi yang lahannya sama-sama lahan rawa pasang surut seperti Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan yang hasilnya dapat meningkatkan produksi padi 13-20 persen.
Fadjry memaparkan teknologi RAISA yang dirilis 2018 itu merupakan teknologi yang dirancang khusus untuk budi daya padi di lahan rawa dengan mengadopsi beberapa teknologi pengelolaan lahan rawa yang telah dihasilkan oleh Balitbangtan.
Sementara itu Kapuslitbangtan Priatna Sasmita menjelaskan paket teknologi RAISA meliputi penggunaan varietas unggul baru spesifik lahan rawa, pengelolaan/tata air mikro, pemanfaatan pembenah tanah, pemupukan spesifik berdasarkan Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR), pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, serta mekanisasi pertanian.
Kawasan pengembangan food estate di Kalimantan Tengah yakni di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau sebagian besar lahan sawahnya terdiri dari lahan rawa.
Pada lahan tersebut kandungan unsur mikro seperti zat besi (Fe) dan Natrium (Na) sangat tinggi, sehingga untuk meningkatkan produksi padi perlu perlakuan khusus.
Pemberian kapur pertanian dan pembenah tanah memegang peranan penting karena mampu memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan varietas padi di lahan rawa. Dengan paket pengelolaan lahan rawa ini akan optimal dalam meningkatkan produksi dan produktivitas padi.
Jika program lumbung pangan ini berhasil dengan baik tentu akan memperkuat ketahanan pangan nasional. Agenda ini sangat strategis dan penting dalam mengantisipasi semakin padatnya populasi dunia dan semakin terbatasnya area pertanian pangan.