Kisah Habibie Membenahi Dunia Pendidikan
Berpulangnya B.J Habibie meninggalkan kenangan mendalam. Tak terkecuali bagi orang-orang yang pernah berinteraksi dengan Presiden RI ke-3 tersebut. Habibie adalah sosok jenius yang bersedia turun langsung membimbing anak-anak muda. Kesan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Tamsil Linrung.

MONITORDAY.COM - Berpulangnya B.J Habibie meninggalkan kenangan mendalam. Tak terkecuali bagi orang-orang yang pernah berinteraksi dengan Presiden RI ke-3 tersebut. Habibie adalah sosok jenius yang bersedia turun langsung membimbing anak-anak muda. Kesan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Tamsil Linrung.
Tamsil mengungkapkan pernah sama-sama bergiat dengan Habibie semasa-masa awal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dibentuk. “Ketika itu saya sebagai sekretaris ICMI Orwil Jakarta. Pak Habibie punya gagasan, bagaimana ICMI berperan membenahi pendidikan Islam agar kompetitif dan maju. Sekolah yang dikelola secara modern. Namun Pak Habibie ingin sekolah itu gratis. Kami di ICMI lantas menggagas sekolah Insan Cendekia di Serpong,” imbuh Tamsil mengisahkan.
Dalam perjalanannya, sekolah tersebut tumbuh seperti yang diharapkan. Secara struktural, Insan Cendekia diperiode awal berada langsung di bawah pembinaan BPPT yang dipimpin Habibie. Ini karena Habibie ingin memastikan anggaran untuk sekolah itu tetap diprioritaskan. Sedangkan kurikulum keagamaan yang diusung lahir dari rahim ICMI.
Karena perkembangannya sangat membanggakan, pemerintah pun kepincut. Atas izin Habibie, Insan Cendekia berstatus menjadi sekolah negeri (Madrasah Aliyah) di bawah Kementrian Agama. Agar perkembangannya lebih optimal. Harapan itu terwujud. Insan Cendekia terus berkembang sampai saat ini.
Padahal waktu itu, sambung Tamsil, Habibie tengah sibuk-sibuknya menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi serta baru saja mendirikan sekaligus menjabat sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Namun di sela kesibukannya yang padat, Habibie masih meluangkan waktu dan mencurahkan perhatian untuk kemajuan pendidikan.
Tamsil menilai sosok Habibie sangat pro aktif mendorong cendekiawan-cendekiawan muda untuk tampil berkiprah dan berkontribusi bagi umat dan bangsa. Hal itu juga ia rasakan. Beberapa kali Tamsil ditunjuk untuk mewakili ICMI di berbagai forum hingga ke kancah internasional.
Bagi Tamsil, intensitas interaksi bersama Habibie sarat dengan nilai-nilai. Warisan itu pula yang jadi prinsip Ketua Badan Wakaf ICMI Pusat ini dalam menjalankan berbagai aktivitas di bidang keumatan dan kebangsaan.
“Pak Habibie adalah mentor saya, guru kita semua. Raganya memang telah kembali kepada Sang Pencipta, tapi jiwa, pikiran, ide, kiprah dan karya Pak Habibie akan tetap hidup. Melekat kuat dan mewarnai perjalanan bangsa ini,” kenang Tamsil.