Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Ilustrasi Al Qur'an

MONITORDAY.COM - Hanya tinggal menghitung hari, bulan Ramadhan segera hadir di tengah-tengah kita. Mengingat bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, kaum muslimin tentu menyambut kehadirannya dengan suka cita. 

Bagi orang beriman bulan Ramadhan merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk memperbaiki diri dan meningkatkan amal sholeh. Pada bulan ramadhan Allah melipat gandakan balasan seluruh amal perbuatan umat-Nya. Dan, amal sholeh yang dilakukan umat-Nya akan menjadi penghapus dosa yang telah dilakukannya kecuali dosa terhadap sesama manusia.

Rasulullah Sholallahu’alaihi wasalam (Saw) bersabda:”Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar iman dan ikhtisab (melakukan introspeksi dan koreksi diri), Diampuni oleh Allah dosa-dosanya yang telah lalu” (HR.Bukhari dan Muslim).

Keistimewaan lain dari bulan Ramadhan adalah diturunkannya Al-Qur’an. Allah Subhanahu wata’ala (Swt) berfirman: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).

Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur” (QS. Al-Baqarah[2]:185).

Melalui ayat ini, Allah Swt mengingatkan orang beriman bahwa melaksanakan syaum di bulan Ramadhan merupakan pengejawantahan rasa syukur atas di turunkannya Al-Qur’an. Rasa syukur ini, mesti dilakukan mengingat fungsi penting Al-Qur’an bagi manusia dalam perjalanan hidupnya di dunia ini. Karena Ia merupakan petunjuk, penjelasan atas petunjuk itu, dan pembeda antara yang haq dan yang batil.

Selain dengan melaksanakan syaum, pengejawantahan rasa syukur atas diturunkannya Al-Qur’an dapat pula diwujudkan dengan cara memperlakukan Al-Qur’an itu sendiri. Berkenaan dengan perlakuan terhadap al-qur’an Allah Swt berfirman: “Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab (al-qur’an) kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi”(QS.Al-Baqarah [2]:121).

Konteks membaca kitab dengan bacaan yang sebenarnya dapat dimaknai bahwa Al-Qur’an tidak hanya dibaca semata (diwaktu-waktu tertentu, ayat-ayat tertentu, hanya untuk kepentingan tertentu), tetapi al-qur’an dibaca dengan tahapan yang logis. Tahapan membaca dengan bacaan yang sebenarnya dimulai dengan membaca, menghafal, memahami, memaknai (menangkap pesan moralnya), mengambil hikmah, dan mengaktualisasikan atau mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa membaca dengan bacaan yang sebenarnya terhadap al-qur’an perlu dil

Rasulullah Saw mengingatkan kita betapa banyak keutamaan yang akan diraih bagi mereka yang membaca Al-Qur’an dengan bacaan yang sebenarnya. Sabda Nabi Saw, antara lain:

  1. “Siapa yang membaca satu huruf dari al-qur’an, maka baginya satu kebaikan.Dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya” (HR,at-Tirmidzi)
  1. “Siapa saja membaca al-qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya yang sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan kepada kedua orang tuannya dua perhiasaan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanyapun bertanya:” bagaimana dipakaikan kepada kami semuannya itu”. Dijawab:”karena anakmu telah membaca dan mempelajari serta mengamalkan Al-Qur’an” (HR. Al-Hakim).
  1. “Tidak berkumpul suatu kaum di satu rumah Alla Swt sedang mereka membaca Al-Qur’an kitab-Nya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan di sanjung oleh Allah dihadapan para makhluk yang ada di sisi-Nya”(HR.Abu Dawud).
  1. “Sebaik- baik kalian adalah siapa yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari).
  1. “Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an sedang ia hafal dengannya bersama para malaikat yang suci dan mulia, sedang perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an sedang ia senantiasa melakukannya  meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala” (HR.Mutafaq ‘al/
  1. “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para pembecanya” (HR.Muslim).
  2. “Puasa dan Al-Qur’an keduanya akan memberikan syafa’at kepada seoarang hamba pada hari kiamat”(HR. Ahmad dan al-Hakim).

Keutamaan membaca Al-Qur’an akan diraih oleh setiap pembacanya apabila dilakukan dengan ikhlas (karena Allah, untuk Allah, dan milik Allah) yaitu menghindarkan diri dari sum’ah dan riya (pencitraan) dan dibaca dengan tartil.

Anas Radhiallohuanhu, ketika di tanya tentang bacaan Nabi Saw ketika membaca al-qur’an ia menjawab:”Nabi Muhammad Saw ketika membaca al-qur’an selalu membaca nya dengan perlahan (tartil) sesuai dengan kaidah membacanya atau panjang pendeknya, Jika beliau membaca Bismillahirrahmanirrahim. Beliau baca dengan perlahan Bismillah, beilau baca dengan perlahan Ar-Rahman, beliau baca dengan perlahan Ar-Rahim”(HR. Al-Bukharai).

Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an. Menyemarakan majlis-majlis ilmu untuk membaca dan mengkaji Al-Qur’an merupakan kenicayaan. Bacalah Al-Qur’an seolah-olah tengah diwahyukan kepada kita. Insya Alloh Al-Qur’an menjadi pedoman hidup, menjadi rahmat, dan obat (syifa) dari berbagai penyakit hati.

Dengan membaca, menghafal, memahami, memaknai, mengamalkan ajaran Al-Qur’an, kedamaian dan keberkahan akan diraih dalam menjalani kehidupan di dunia ini.  Pada saat kembali kaharibaan-Nya Al-Qur’an menjadi syafaat untuk meraih surga yang dijanjikan. Wallohu’alam bishowab.