Keutamaan Ilmu (2)

Keutamaan Ilmu (2)
ilustrasi menuntut ilmu/net

MONITORDAY.COM - Sebenarnya keutamaan Ilmu dalam Islam terungkap dalam riwayat berikut ini. Abdullah bin Mas’ud r.a berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Membaca Al-Qur’an itu amal orang-orang yang dilindungi, shalat itu amal orang-orang yang tak berdaya, puasa itu amal orang miskin, tasbih itu amal orang perempuan, sedekah itu amal orang yang murah hati, dan tafakkur itu amal orang-orang yang lemah. Maukah kutunjukkan kepada kalian amal para pahlawan?” Ada yang bertanya,“Ya Rasulullah, apakah amal para pahlawan itu?”. Beliau menjawab,“Menuntut ilmu, karena ia adalah cahaya orang mukmin di dunia dan akhirat”(Al-Hadist).

Hadist tersebut secara tersurat menunjukkan betapa pentingnya ilmu dan menjadi orang berilmu. Melalui hadis itu, Rasulullah SAW mengisyaratkan bahwa proses pencarian ilmu itu, prestasinya dinilai sebagai pahlawan. Memang tidak mudah mencari, menemukan, dan menciptakan ilmu. Betapa banyak pengorbanannya, harta, jiwa, waktu, keluarga dan lain sebagainya.

Pada suatu ketika, dihadapan para sahabat dan pengikutnya Rasulullah SAW bersabda:Aku adalah kota ilmu sedangkan Ali adalah pintunya.” Ketika mendengar hadist tersebut timbul rasa iri dan benci dari kaum Khawarij terhadap Sayidina Ali Karamallohu wajhah.

Diantara mereka ada  sembilan  orang yang bersepakat, untuk menanyakan suatu masalah kepada Sayidina Ali dan bagiamana sayidina Ali menjawab. Menurut kesembilan orang tersebut, seandainya Ia menjawab pertanyaan yang sama dari masing-masing yang bertanya dengan jawaban yang berbeda, memang dia merupakan orang alim sebagaimana dikatakan Nabi SAW.

Kesembilan orang tersebut datang kepada Sayyidina Ali secara bergiliran. Masing-masing bertanya tentang  hal yang sama yaitu; “Hai Ali mana yang lebih baik Ilmu atau harta.” Kepada sembilan orang yang bertanya tersebut Sayidina Ali Menjawab dengan jawaban yang sama:Ilmu lebih baik daripada harta.

Kemudian ketika kesembilan orang tersebut bertanya lagi apa dalilnya (alasanya)?. Maka sayidina Ali menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda. Kepada penanya pertama ia menjawab:Ilmu itu warisan para Nabi dan harta itu warisan Qorun, Syadad, Fir’aun dan lainnya.”

Kepada penanya kedua, ia menjawab: “Ilmu menjagamu sedangkan harta engkau yang menjaga”,

Kepada penanya ketiga, ia menjawab, “Pemilik harta mempunyai banyak musuh dan pemilik ilmu mempunyai banyak teman. Kepada penanya keempat, ia menjawab “Apabila kau belanjakan hartamu, ia akan berkurang dan jika engkau amalkan ilmumu ia akan bertambah. Kepada penanya kelima, ia menjawab “Pemilik harta bisa dipanggil si pelit dan menjadi hina, sedangkan pemilik ilmu dengan sebutan agung dan mulia.

Kepada penanya keenam, ia menjawab “Pemilik harta akan dihisab pada hari kiamat sedangkan pemilik ilmu akan memberi syafaat pada hari kiamat.” Kepada penanya ketujuh, ia menjawab Harta itu makin lama di diamkan makin bertambah usang, sedangkan ilmu tidak bisa lapuk dan usang

 

Kepada penanya kedelapan, ia menjawab Harta itu bisa membuat hati menjadi keras, sedangkan ilmu itu menerangi hati.” Kepada penanya kesembilan, ia menjawab “Pemilik harta dikatakan sebagai pemilik dengan sebab harta, sedangkan orang berilmu,mengakui sebagai hamba (Allah)

Seandainya umat islam memperlakukan sumber ilmu dalam ajaran islam (Al-Qur’an dan Al-Hadist) secara adil, yaitu:

Pertama, tidak hanya fokus pada memperbaiki bacaan, tapi mengutamakan hafalan.
Kedua, tidak hanya membaca ayat-ayat tertentu, surat-surat tertentu, dan tidak memposisikan sebagai ayat-ayat Al-Qur’an mantera (ditulis pada benda tertentu dan disimpan ditempat tertentu), Ketiga, tidak membacanya pada keadaan tertentu dan waktu tertentu untuk memperoleh pahala dan fadilah saja. Keempat mempelajari dengan pendekatan dialogis secara kontinyu, sehingga mampu menangkap makna dan pesan moralnya  sehingga memotivasi untuk merefleksikan dalam kehidupanya di dunia.

Kejayaan umat islam dalam penguasaan dan kontribusi bidang sains akan terwujud kembali seperti telah ditujukan oleh generasi awal. Sehingga posisi umat islam di lingkungan masyarakat dunia akan menjadi terhormat karena mampu berlomba dalam kebaikan terutama dalam penguasan sains. Seperti tersurat dalam firman Allah : Niscaya Allah Swt akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS.Al-Mujadalah[58]: 11)Selesai