Jokowi Berharap Universitas Muhammadiyah Jember Menjadi Pelopor Inovasi Perguruan Tinggi

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa saat ini perubahan berlangsung sangat cepat.

Jokowi Berharap Universitas Muhammadiyah Jember Menjadi Pelopor Inovasi Perguruan Tinggi
Istimewa (Setkab)

MONDAYREVIEW.COM – Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa saat ini perubahan berlangsung sangat cepat. Maka itu, langkah yang harus dilakukan segera menyadarkan sumber daya manusia (SDM) yang kita miliki.

Maka itu, Jokowi mengajak seluruh perguruan tinggi di Indonesia harus berbenah untuk menyadarkan hal tersebut dengan melakukan inovasi. Ia menilai kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia masih monoton dan tidak mengikuti perkembangan jaman.

"Perguruan tinggi di Indonesia harus berani berubah,” katanya dalam kuliah umum di Universitass Muhammadiyah Jember, Minggu (13/8).

Pada kesempatan itu, Jokowi meminta agar Universitas Muhammadiyah Jember memulai untuk melakukan inovasi, sehingga kampus akan mencetak mahasiswa-mahasiswa yang mampu menghadapi perubahan.

“Jika tidak segera berbenah maka akan tertinggal dengan universitas yang lain,” tegasnya.

Maka itu, Presiden berharap Universitas Muhammadiyah Jember bisa menjadi pelopor inovasi perguruan tinggi di Indonesia. Universitas Muhammadiyah Jember memiliki delapan fakultas. "Ekonomi, hukum dan Sospol pasti ada," ucap Presiden.

Menurutnya, seharusnya fakultas yang ada disesuaikan dengan perkembangan saat ini, seperti membuka fakultas manajemen toko online, fakultas animasi, fakultas electronic sport dan juga fakultas video.

Jokowi juga menyebutkan perubahan dunia yang begitu cepat harus diwaspadai karena bukan tak mungkin budaya-budaya asing dapat masuk menginfiltrasi budaya Indonesia. Oleh sebab itu, Presiden Jokowi berpesan kepada para mahasiswa untuk dapat mengantisipasi hal tersebut.

"Saya titip terutama kepada Muhammadiyah, baik yang ada di Cabang Jember maupun secara umum di seluruh Indonesia, perubahan-perubahan ini perlu diantisipasi. Jangan sampai nilai-nilai keindonesiaan dan keislaman kita tergerus gara-gara kita tidak siap mengantisipasi," jelasnya.