Keberhasilan Jokowi Meraup Dukungan Pemilih Muslim

Menjelang Hari H Pemilihan Umum 2019 sejumlah lembaga survei merilis hasil riset mereka. Tanggapan pro dan kontra terhadap hasil survei muncul ke permukaan. Dari kalangan pengamat maupun masyarakat politik pada umumnya. Pendekatan saintifik dengan piranti utama statistik ini memperkaya khasanah literasi politik di Indonesia.

Keberhasilan Jokowi Meraup Dukungan Pemilih Muslim

 

MONDAYREVIEW.COM – Menjelang Hari H Pemilihan Umum 2019 sejumlah lembaga survei merilis hasil riset mereka. Tanggapan pro dan kontra terhadap hasil survei muncul ke permukaan. Dari kalangan pengamat maupun masyarakat politik pada umumnya. Pendekatan saintifik dengan piranti utama statistik ini memperkaya khasanah literasi politik di Indonesia.

Prediksi skor pertandingan olahraga selalu menarik. Dalam sepakbola misalnya, prediksi skor dan statistik hasil pertandingan dan performa pemain semakin diminati penggemarnya. Dekimian juga dalam politik khususnya Pilpres. Prediksi skor perolehan suara menjadi salah satu topik yang paling efektif dalam mendorong tumbuhnya kesadaran dan meningkatnya partisipasi politik elektoral. Politik sebagai pilihan rasional semakin difahami pemilih.

Dari data dan fakta hasil survei yang sama juga memberi ruang penafsiran yang beragam. Penafsiran oleh para pengamat yang relatif bisa menjaga jarak dengan salah satu kubu tentu akan lebih obyektif. Dibandingkan dengan penafsiran yang dilakukan oleh mereka yang masuk dalam salah satu tim sukses atau calon pemilih yang sudah menentukan pilihan politiknya didasarkan pada beberapa pertimbangan yang lebih mendasar.  

Salah satu survei terbaru menunjukkan gejala bergesernya pemilih muslim untuk memberikan suaranya kepada petahana, pasangan calon nomor urut 01 dalam Pilpres 2019. Pergeseran tersebut tampak pada hasil survei Indikator per Maret 2019 yang menunjukkan tingkat keterpilihan pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin 50,9 persen, sedangkan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 41,6 persen.

Hal ini menunjukkan keberhasilan Jokowi dan timsesnya dalam meyakinkan pemilih muslim yang selama ini tidak memberikan suaranya kepada kubunya. Di sisi lain, Paslon nomor utur 02 belum mampu memperluas basis dukungannya di kelompok muslim. Soliditas pendukung Prabowo Sandi juga cenderung terpecah.

Sementara itu Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi mengatakan dari hasil survei, mereka menemukan basis masyarakat dari pemilih partai Koalisi Indonesia Kerja cenderung lebih solid untuk mendukung paslon yang diusung ketimbang pemilih dari partai Indonesia Adil Makmur. Hal ini menjadi catatan tersendiri mengingat mesin politik partai dan soliditas di tingkat elit partai masih sering terganggu atau setidaknya kurang optimal.

Dari 1220 responden, pemilih PDIP masih solid mendukung paslon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin yakni sebesar 89,2 persen. Hanya 7,1 persen yang mendukung paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dan sisanya 3,7 persen responden dari pemilih PDIP memilih untuk tidak tahu atau tidak menjawab. Sementara untuk parpol pendukung dan pengusungnya pilihan politiknya cukup bervariasi.

Angka statistik menunjukkan fakta yang harus dihadapi dan diantisipasi kedua belah fihak. Dari Gerindra, Berkarya, PKS, PAN dan Demokrat, sebanyak 24,8 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf dan sisanya sebanyak 70,4 persen mendukung Prabowo-Sandi