Jayalah Terus Film Indonesia!

Pada tahun 2016 jumlah penonton telah mencapai 33 juta orang untuk 130 judul film.

Jayalah Terus Film Indonesia!
Hari Film Nasional (Wisata Bandung)

MONDAYREVIEW.COM – Dunia perfilman Indonesia sempat mengalami mati suri pada tahun 1990-an. Film yang beredar saat itu menjurus seksualitas, hingga dikenal dengan istilah ‘sekwilda’ (sekitar wilayah dada) dan ‘bupati’ (buka paha tinggi-tinggi). Memasuki dekade berikutnya, film Indonesia mulai berbenah dan bangkit kembali. Beberapa film ditandai sebagai kala kebangkitan kembali yakni film Petualangan Sherina, Ada Apa Dengan Cinta?.

Film Indonesia pun terus berkembang, baik secara konten dan keragaman tema. Pada tahun 2016 jumlah penonton telah mencapai 33 juta orang untuk 130 judul film. Untuk membangun ranah perfilman Indonesia, ekosistem perfilman nasional harus diperhatikan yakni sisi pendidikan bagi para pembuat film, kritikus film, media, serta bioskop.

Di sisi bioskop misalnya, dengan luasnya wilayah Indonesia serta banyaknya jumlah penduduk, namun belum koheren dengan layar yang tersedia. Bioskop masih terkonsentrasi di kota-kota besar, serta kepemilikan bioskop praktis dikuasai oleh para pemain usaha besar.

Tiap tanggal 30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional (HFN). Tanggal itu dipilih sebagai apresiasi terhadap waktu pengambilan pertama film Darah dan Doa pada 30 Maret 1950. Pada Hari Film Nasional tahun 2017 akan dicanangkan gerakan ‘Merayakan Keragaman Indonesia melalui Film’.

Hari Film Nasional yang diperingati tiap 30 Maret merupakan momentum untuk mengevaluasi sejauh mana ekosistem perfilman nasional tengah berlangsung serta membuat mekanisme perencanaan agar film Indonesia berjaya.