Jarang Diungkap, Ternyata Begini Fakta Perjalanan Dagang Rasulullah Saw. (Bagian 2)

Jarang Diungkap, Ternyata Begini Fakta Perjalanan Dagang Rasulullah Saw. (Bagian 2)
Ilustrasi foto/Net

Sebaik-baik wanita adalah Maryam binti Imran, dan sebaik-baik wanita juga adalah Khadijah binti Khuwalid.”

MEMANG tidak heran jika masyarakat Makkah menjuluki Siti Khadijah dengan sebutan at-Thahirah, atau wanita suci. Karena dia adalah sosok wanita yang senantiasa menjaga muruah, martabat, dan kehormatan.

Khadijah tak seperti wanita Jahiliyah pada umumnya. Ia juga bukan seorang penyembah berhala.

Rasulullah sendiri sampai memujinya setinggi langit, seperti riwayat Imam Muslim dalam Sahih-nya seperti di atas.

Perlu diingat, jika Siti Khadijah juga merupakan pebisnis utama yang memiliki tiga perempat kekayaan di Mekkah. Sepupu dari Waraqah bin Naufal ini sudah banyak melakukan investasi untuk pengembangan bisnisnya.

Singkat cerita, atas inisiatif pamannya Abu Tholib, Muhammad muda lantas diperkenalkan kepada Siti Khadijah. Meski sebetulnya, Khadijah sendiri sudah tahu sepak terjang, integritas dan kegigihan Muhammad.

Dengan reputasi itu, Khadijah pun mantap mempercayakan misi pertama kepada Muhammad untuk melakukan ekspansi atau ekspedisi perniagaan ke beberapa negara di Jazirah Arab, terutama Bahrain, Yaman dan syam.

Ketika memulai perjalanan ekspedisi ke negeri Syam, usia Muhammmad saat itu 25 tahun. Bersama orang kepercayaan Siti khadijah, yakni Maesaroh ekspedisi itu pun dimulai. Di sepanjang perjalanan, Maesaroh tak henti-hentinya berdecak kagum pada Muhammad. Tak hanya soal kemampuan negosiasinya, tapi juga soal perilakunya. Muhammad betul-betul berbeda para pedagang arab kebanyakan.

Perlu diketahui, jika kebiasaan orang Arab ketika berniaga ke suatu tempat itu tidak langsung melakukan aktivitas bisnis. Namun terlebih dahulu mampir ke tempat-tempat hiburan untuk berfoya-foya; baik minum-minuman keras maupun perempuan. Inilah yang membedakan Muhammad dengan pedagang yang lain.

Jika Muhammad datang ke suatu daerah dia tidak ikut kebiasaan pedagang lain untuk berleha-leha dulu. Muhammad tidak menyia-nyiakan kesempatan. Beliau memilih untuk langsung menyambangi pasar-pasar yang dianggap potensial untuk menawarkan barang-barang yang dibawanya dari Makkah.  Dengan begitu, Muhammad bisa lebih dahulu menghabiskan barang dagangannya.

Perbedaan lain Muhammad dengan pedagang Makkah lainnya adalah keaktifannya untuk mencari produk-produk menarik dari Kota Syam yang sekiranya diperlukan oleh masyarakat Mekkah. Itulah mengapa, Muhammad selalu mendapat keuntungan yang berlipat. Itu pula mengapa Khadijah sempat menawarinya upah yang lebih dibanding kepada pedagang Makkah lainnya.

Perjalanan bisnis model ini yang menguntungkan. Ibarat pepatah, sekali mendayung dua, tiga pulau terlampaui. Muhammad dalam perjalanan ekspansi dagang ke berbagai daerah selalu pulang dengan dagangan kembali.

Itu pula yang membuat rombongan dagang yang dipimpin Muhammad sering kali disambut dan ditunggu-tunggu di Mekah. Sehingga Muhammad langsung diserbu masyarakat Makkah. Barang-barang yang dibawanya langsung ludes. [ ]