Xenotransplantasi : Cangkok Ginjal Babi ke Tubuh Manusia. Ini Penjelasannya!

Xenotransplantasi : Cangkok Ginjal Babi ke Tubuh Manusia. Ini Penjelasannya!
Proses Xenotransplantasi/ FDA
Xenotransplantasi : Cangkok Ginjal Babi ke Tubuh Manusia. Ini Penjelasannya!

MONITORDAY.COM - Teknologi kedokteran terus berkembang. Salah satu capaiannya adalah kemampuan transplantasi organ yang tidak hanya dari satu manusia ke manusia lainnya namun melibatkan berbagai alternatif sumber organ. Upaya ini untuk menjawab kendala keterbatasan jumlah donor. 

Permintaan organ ginjal dan pankreas, misalnya, sangat besar jumlahnya. Pasien gagal ginjal terus bertambah jumlahnya. Jumlah mesin pencuci darah pun tak mampu mengimbangi kebutuhan pasien. 

Salah satu berita terkini adalah keberhasilan sejumlah ilmuwan dan dokter melakukan transplantasi ginjal babi ke tubuh pasien yang mengalami kerusakan ginjal. Alasan mengapa ginjal babi yang digunakan karena kemiripan dari sisi ukuran dan karakternya dengan ginjal manusia.Artikel ini tidak sampai ke pembahasan etik atau norma, misalnya bagaimana hukum fikih transplantasi ginjal babi ke tubuh manusia.  

Faktanya tindakan ini sudah dilakukan. Riset panjang mengenai kemungkinan organ berbagai jenis makhluk hidup dapat dijadikan pengganti organ manusia telah dilakukan puluhan tahun. Di tahun enampuluhan upaya transplantasi jantung simpanse ke tubuh manusia sudah diupayakan meski harus menemui kegagalan. 

Transplantasi semacam ini disebut xenotransplantasi. Menurut lembaga pengawas obat dan makanan atau Food and Drug (FDA) Amerika Serikat,  xenotransplantasi adalah setiap prosedur yang melibatkan transplantasi, implantasi atau infus ke manusia penerima baik (a) sel hidup, jaringan, atau organ dari sumber hewan bukan manusia, atau (b) cairan tubuh manusia, sel, jaringan atau organ yang telah memiliki kontak ex vivo dengan sel, jaringan, atau organ hewan bukan manusia yang hidup. Perkembangan xenotransplantasi sebagian didorong oleh fakta bahwa permintaan organ manusia untuk transplantasi klinis jauh melebihi pasokan.

Saat ini sepuluh pasien meninggal setiap hari di Amerika Serikat saat berada dalam daftar tunggu untuk menerima transplantasi organ vital yang menyelamatkan nyawa. Selain itu, bukti terbaru menunjukkan bahwa transplantasi sel dan jaringan dapat menjadi terapi untuk penyakit tertentu seperti gangguan neurodegeneratif dan diabetes, di mana, lagi-lagi bahan manusia biasanya tidak tersedia.

Masih menurut FDA, meskipun manfaat potensialnya cukup besar, penggunaan xenotransplantasi menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi infeksi penerima dengan agen infeksi yang dikenal dan tidak dikenali dan kemungkinan penularan berikutnya ke kontak dekat mereka dan ke populasi manusia secara umum. 

Masalah kesehatan masyarakat adalah potensi infeksi lintas spesies oleh retrovirus, yang mungkin laten dan menyebabkan penyakit bertahun-tahun setelah infeksi. Selain itu, agen infeksi baru mungkin tidak mudah diidentifikasi dengan teknik saat ini. Risiko akan munculnya penyakit baru sebagai ekses dari xenotransplantasi ini patut dikaji lebih lanjut. 

Untuk memenuhi kebutuhan organ ini para peneliti lain juga mengembangkan upaya menumbuhkan organ manusia di tubuh hewan, membuat organ dengan terknik 3D Printing, menciptakan organ sintetis atau bionic, dan mengembangkan teknologi stemcell atau sel punca untuk menumbuhkan kembali jaringan sel yang rusak.