Islam Sebagai Agama Ramah Budaya

MONITORDAY.COM - Apa yang terlintas dalam benak anda saat mendengar kata budaya? Saya menebak yang ada di pikiran tentang budaya adalah tradisi-tradisi lokal dan kuno. Misalnya baju-baju tradisional. Rumah-rumah tradisional. Lagu-lagu tradisional. Yang hari ini sudah jarang digunakan lagi karena tergerus oleh modernitas.
Pandangan di atas tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar. Menurut para ahli, budaya adalah segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Menurut definisi ini, budaya tidak dibatasi dengan suatu masa tertentu. Budaya tak hanya mencakup hal-hal masa lalu, namun juga masa kini dan masa depan.
Maka dari itu budaya tidak hanya berarti budaya tradisional, namun budaya modern pun juga produk budaya. Yang dimaksud produk budaya tidak hanya gamelan dan kecapi. Gitar dan Drum pun merupakan produk budaya. Bedanya gamelan dan kecapi adalah budaya tradisional. Sedangkan gitar dan drum adalah budaya modern.
Dengan definisi budaya yang luas tersebut, maka Islam merupakan agama yang ramah budaya. Islam tidak anti dengan budaya. Jika ada pemahaman Islam yang seolah anti budaya, kemungkinannya ada dua:
1. Salah paham dalam memahami Islam.
2. Salah paham dalam memahami budaya.
Islam adalah agama yang diwahyukan dalam sebuah masyarakat yang sudah mempunyai kebudayaan sendiri. Kita sering menyebut budaya tersebut adalah budaya jahiliyah. Disepakati bahwa Jahiliyah pada masa awal Islam bukan soal bodoh mengenai ilmu pengetahuan. Mengingat zaman itu karya sastra sedang maju pesat.
Kebodohan pada masa jahiliyah adalah bodoh dalam persoalan Ketuhanan. Dimana masyarakat masih banyak yang menyembah berhala. Kemudian dalam budaya jahiliyah juga menjamur riba yang menjadi penyakit ekonomi dan khamr yang menjadi penyakit sosial. Pada zaman jahiliyah pun anak perempuan dianggap hina sehingga harus dibunuh.
Apakah seluruh aspek dari masa jahiliyah buruk? Ternyata tidak. Ada beberapa hal yang baik yang ada pada masa jahiliyah. Misalnya dalam masa jahiliyah tidak ada kemunafikan. Kemunafikan baru ditemukan Nabi di Madinah. Tradisi jahiliyah yang banyak juga adalah menghormati tamu. Islam tidak menolak tradisi jahiliyah yang baik, bahkan mengadopsinya.
Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia." Coba perhatikan, Rasulullah SAW tidak menggunakan diksi mengubah akhlak, atau menghapus akhlak. Tapi menyempurnakan akhlak. Artinya Rasulullah datang bukan untuk mengganti tradisi, namun memperbaiki tradisi. Islam menghapus tradisi buruk dan menerima tradisi baik.
Hal ini pun berlaku saat Islam datang ke Indonesia. Pada masa Wali Songo, dakwah menggunakan medium budaya seperti wayang dan gamelan. Wayang dan gamelan merupakan budaya yang digemari pada masa itu. Tak heran Islam menyebar dengan pesat di Indonesia karena menggunakan medium budaya.
Hari ini sudah banyak produk budaya yang juga bisa dijadikan medium dakwah. Misalnya Muhammadiyah menjadikan sekolah, rumah sakit dan panti asuhan sebagai medium dakwah. Apa yang dilakukan Muhammadiyah adalah memanfaatkan budaya untuk dakwah. Jadi tidak benar jika Muhammadiyah anti budaya.
Memanfaatkan budaya untuk dakwah itu tidak perlu dalil untuk melakukannya, selama tidak ada dalil yang melarangnya. Karena budaya adalah bagian dari muamalah duniawiyah, bukan akidah atau ibadah mahdhah.