Agar Umat Islam Tak Jadi Buih Yang Tak Berharga

MONITORDAY.COM - Umat Islam pernah mencapai kejayaannya dalam bidang sains dan teknologi. Sewaktu Islam jaya, bangsa-bangsa di Eropa masih berada dalam kegelapan. Sayangnya, seolah kondisi hari ini menunjukkan hal yang sebaliknya. Negara-negara di Eropa maju, sedangkan masih banyak negara muslim yang terjebak dalam jurang kebodohan dan kemiskinan.
Memang ada beberapa negara Muslim yang kaya, seperti negara di Jazirah Arab. Namun negara muslim yang kaya masih bergantung kepada melimpahnya sumber daya alam. Belum memaksimalkan sumber daya manusianya. Kita juga bisa mengukur kemajuan negeri-negeri muslim dari berbagai indeks yang dibuat oleh PBB. Misalnya Indeks Pembangunan Manusia. Lagi-lagi yang menempati peringkat atas bukanlah negara Islam.
Dalam QS. Ar Ra'd: 17 Allah SWT berfirman: Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi.
Hari ini umat Islam bagaikan buih. Banyak namun lemah. Hal ini juga diprediksi dalam hadits bahwa di akhir zaman jumlah umat Islam akan banyak. Namun kondisinya dikerubuti oleh bangsa-bangsa lain.
Berdasarkan QS. Ar Ra'd: 17 tersebut, yang harus dilakukan umat Ilam agar tidak menjadi buih adalah memberika manfaat kepada manusia. Hal-hal yang bermanfaat kepada manusia, akan tetap eksis di muka bumi.
Tak dapat dimungkiri, hari ini teknologi mempunyai peran yang sangat penting bagi kemudahan umat manusia. Hal yang dahulu sulit dilakukan, hari ini menjadi begitu mudah karena teknologi. Maka untuk bisa memberikan manfaat yang besar bagi manusia, umat Islam harus menguasai teknologi.
Tantangannya adalah kemajuan teknologi yang semakin cepat. Belum selesai revolusi industri 4.0, kita sudah diharapkan dengan industri 5.0. Kita juga akan segera memasuki era metaverse dimana dunia maya menjadi semakin dominan berperan dalam kehidupan kita.
Siapkah umat Islam mengejar ketertinggalannya? Jika umat Islam bisa menguasai teknologi, maka status khairu ummah yang disematkan Al Qur'an akan segera terwujud. Namun jika kita terus menerus bermalas-malasan, dan tidak mau bangkit, kita akan semakin tergilas.