Investor Facebook: Facebook Akan Lebih Baik Tanpa Pendirinya Mark Zuckerberg
Banyak masalah panjang menghampiri facebook sepanjang tahun 2018 ini, beberapa skandal dan kontroversi terutama dilakukan oleh pendirinya, Mark Zuckerberg. Banyak infestor Facebook kemudian percaya bahwa perusahaan akan lebih baik tanpa Mark Zuckerberg sebagai ketua didalam struktural Facebook.

MONITORDAY.COM - Banyak masalah panjang menghampiri facebook sepanjang tahun 2018 ini, beberapa skandal dan kontroversi terutama dilakukan oleh pendirinya, Mark Zuckerberg. Banyak infestor Facebook kemudian percaya bahwa perusahaan akan lebih baik tanpa Mark Zuckerberg sebagai ketua didalam struktural Facebook.
Sejumlah bendahara negara dan kota, sepakat membuat proposal (24/10) yang meminta dewan direktur Facebook untuk menghapus Zuckerberg sebagai ketua. Mereka ingin membuat posisi independen dari pendiri dan CEO.
Bendahara mewakili New York City, Rhode Island dan Pennsylvania, yang memiliki dana publik yang diinvestasikan di Facebook. Upaya ini dipimpin oleh Trillium Asset Management.
Kendati demikian, proposal punya peluang sangat kecil untuk menurunkan Zuckerberg sebagai ketua. karena cara dia mengatur perusahaan untuk mempertahankan kendali. Zuckerberg memiliki mayoritas hak suara di Facebook dan 75% saham kelas B, yang memiliki 10 kali suara pemegang saham dari saham biasa.
Membuat peran ketua posisi independen "adalah praktik tata kelola terbaik yang akan menjadi kepentingan pemegang saham, karyawan, pengguna, dan demokrasi kami," ungkap bendahara dalam surat proposal terbaru, seperti dilansir dari ABC News.
Pada bulan Juni lalu, grup mengajukan proposal asli pada topik yang sama. Tapi ini bukan pertama kalinya pemegang saham keberatan dengan struktur kekuasaan Zuckerberg. Proposisi serupa ditolak tahun lalu. Facebook menjawab bahwa mereka sudah memiliki posisi "lead independent director" yang dimaksudkan untuk mewakili kepentingan semua pemegang saham perusahaan.
"Kami tidak percaya bahwa mengharuskan Ketua untuk menjadi independen akan memberikan arahan dan kinerja yang jauh lebih baik, dan sebaliknya dapat menyebabkan ketidakpastian, kebingungan, dan ketidakefisienan dalam fungsi dewan dan manajemen dan hubungan," tutur Facebook pada saat itu.
Di tangan Zuckerberg, perusahaan telah menghadapi serangkaian masalah, termasuk menjadi saluran untuk pemilihan umum dan penyebaran misinformasi. Hal ini juga berkaitan dengan kepercayaan pengguna dan reaksi privasi setelah skandal Cambridge Analytica dan pelanggaran data baru-baru ini yang berimbas hingga 30 juta akun pengguna.
"Facebook memainkan peran besar dalam masyarakat kita dan ekonomi kita. Mereka memiliki tanggung jawab sosial dan keuangan untuk menjadi transparan," jelas Pengawas Keuangan Kota New York Scott M. Stringer dalam sebuah pernyataannya.
"Kami perlu ruang rapat insular Facebook untuk membuat komitmen serius untuk mengatasi risiko nyata yang menyangkut reputasi, peraturan, dan risiko bagi demokrasi kami, yang juga akan berdampak pada perusahaan, pemilik sahamnya, dan akhirnya para pensiunan yang susah payah dari ribuan pekerja di New York City," jelasnya.