Ikan Lele, Si Kumis Nakal 

Ikan Lele, Si Kumis Nakal 
Ikan Lele (Foto: Istimewa)

MONITORDAY.COM - Apa yang ada dalam pikiran anda ketika saya ucapkan ikan lele. Jika anda sedang lapar, maka dipastikan yang anda pikirkan adalah lele goreng dan lain sebagainya. Jika anda memancing, pasti membayangkan hasil tangkapan anda adalah lele jumbo. Artinya tergantung kondisi kebatinan anda.

Ikan lele yang nama latinnya adalah Clarias batracus atau yang biasa dikenal oleh masyarakat dengan sebutan ikan lele adalah ikan air tawar yang tubuhnya licin agak pipih memanjang, berwarna hitam (pada umumnya) dan dilengkapi dengan dua kumis panjang yang mencuat disekitar mulutnya. 

Kumis lele ini mengundang perhatian Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Buya Syafi'i Ma'arif. Saking seriusnya mengamati lele, Buya melontarkan ungkapan yang sangat tajam dan menyayat soal lele. 

Walaupun katanya ia mengutip perkataan seorang jenderal, namun esensinya tetaplah aktual untuk dicermati.

Ia menyatakan bahwa poitisi Indonesia saat ini bermental ikan lele. "Makin keruh keadaan, makin banyak makanannya," katanya. Para politisi hanya memperjuangkan golongan dan kepentingan jangka pendek. Mereka melakukan politik uang yang hampir merata dan vulgar. Ia juga menunjukkan demokrasi yang terpasung oleh kepentingan penguasa dan pengusaha.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, sepakat dengan PP Muhammadiyah, yang menyerukan politikus ikan lele sebagai pihak yang kerap memperkeruh suasana di tengah masa pandemi. Politikus ikan lele pun dinilai memang cepat berkembang biak di era pandemi COVID-19.

Qodari menyebut sebetulnya wajar ketika politikus memberikan komentar terkait berbagai masalah publik. Namun, menurutnya, pada era pandemi COVID-19 dan politik identitas, muncullah politikus ikan lele yang berkembang dengan cepat.

Terlepas dari segala macam kontroversi ikan Lele, keberadaannya  tetap eksis dan berkatnya banyak orang yang menjadi kaya raya. Kita pun mestinya bisa seperti Lele yang dengan gagahnya mengahadapi segala macam kondisi tidak menyenangkan dan tetap survive dalam perjuangan. 

Ikan lele juga diibaratkan ketika tidak ada uang kita harus bersabar dan terus berusaha seperti lele yang tak diberi makan namun tetap bertahan. 

Ketika berada di lingkungan yang tidak baik dan tidak diinginkan kita harus bisa menyesuaikan bahkan membenarkan keadaan seperti lele yang bisa menjaga kualitas air dan menghilangkan kotoran-kotoran. 

Ketika dilanda masalah besar yang memusingkan kita harus segera mencari solusi dan mengahadapi dengan tabah, kita harus berusaha tanpa lelah seperti Lele yang terus bergerak kesana-kemari ketika diletakkan diatas lantai padahal dirinya sudah akan dipotong dan digoreng untuk dijual.

Tampaknya, ungkapan  Where ever you are. When ever you are. What ever the condition. Give your best efforts atau dimanapun kamu berada, kapanpun kamu berada, dalam konidisi apapun kamu berada. Berikan upaya terbaik mu. Layaknya ikan lele.

Baik buruk ikan lele, terserah anda yang memilih. Bu, nasi dan ikan lele goreng juga teh manis yah...wuich sedapnya lele..