IJU Kutuk Oknum TNI AU yang Lakukan Kekerasan dan Pelecehan Seksual terhadap Wartawati di Medan
MONDAYREVIEW.COM, Jakarta - Ikatan Jurnalis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (IJU) menghimbau seluruh insan pers di Tanah Air untuk turun kejalan sambil mengenakan pita hitam di lengan bajunya sebagai aksi solidaritas atas kekerasan dan pelecehan yang menimpa wartawan di Medan, Sumatera Utara, oleh oknum TNI AU.

MONDAYREVIEW.COM, Jakarta - Ikatan Jurnalis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (IJU) menghimbau seluruh insan pers di Tanah Air untuk turun kejalan sambil mengenakan pita hitam di lengan bajunya sebagai aksi solidaritas atas kekerasan dan pelecehan yang menimpa wartawan di Medan, Sumatera Utara, oleh oknum TNI AU.
"Ikatan Jurnalis UIN mengutuk keras para pelaku yang melakukan aksi kekerasan disertai dengan pelecehan terhadap wartawati Matatelinga.com berinisial DE dan wartawan MNC Media, Andri Safrin serta Tribun Medan, Array Argus," kata Sekretaris Jenderal IJU, Sholahuddin Al Ayyubi, di Jakarta, Jumat (26/8).
Kejadian bermula pada Senin (15/8). Aksi penganiayaan yang disertai dengan pelecehan itu menimpa wartawati Matatelinga.com berinisial DE alias A (25) pada saat melaksanakan tugasnya di Desa Sari Rejo, Medan Polonia, Medan.
Tindakan tak bermoral itu dilakukan oleh sejumlah oknum anggota Paskhas TNI AU Lanud Soewondo yang mengejar wartawati DE hingga terpojok di sebuah warung es di Jalan Teratai, Desa Sari Rejo.
Setelah terpojok, DE alias A langsung dianiaya oleh sejumlah oknum TNI AU dan diancam akan ditusuk kemaluannya hingga dilecehkan selama perjalanan pulang, korban mengalami luka dan trauma serius.
Kini, DE sudah dimintai keterangan tim penyidik TNI AU dan dewan pers terkait peristiwa yang telah menimpanya.
Di hari yang sama, oknum anggota TNI AU juga telah melakukan kekerasan berupa pemukulan terhadap dua wartawan MNC Media, Andri Safrin dan Tribun Medan, Array Argus hingga mengalami luka serius pada saat terjadi bentrokan atas lahan masyarakat Sari Rejo dengan TNI AU menjelang HUT RI-71.
Kini, Andri Safrin dan Array Argus telah mendapat perawatan dari pihak rumah sakit akibat pukulan yang diterimanya dari oknum TNI AU.
"Mendesak TNI AU untuk transparan dan mengumumkan hasil penyelidikan yang sudah dilakukannya atas peristiwa yang menimpa DE, Andri Safrin dan Array Argus kepada publik," tegas Sholahuddin.
Tak hanya itu, IJU juga mendesak Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk mengumumkan nama-nama pelaku dan mengumumkan sanksi yang akan diberikan terhadap seluruh oknum TNI AU kepada publik.
Dengan pemberian sanksi yang tegas, IJU berharap segala bentuk kekerasan terutama yang disertai dengan pelecehan tidak boleh lagi terjadi di bumi Indonesia.
"Semoga kekerasan yang terjadi kepada insan pers tidak terjadi lagi di seluruh Indonesia," pungkas Sholahuddin.
Red: Fahreza Rizky