Untuk Apa Membangun Sarhunta? Ini Dia Penjelasannya!

Membangun kawasan wisata tak sebatas membenahi infastruktur jalan dan sarana air bersih. Yang terpenting dalam kawasan wisata adalah mengubah wajah rumah masyarakat yang tidak layak huni menjadi layak huni. Masyarakat di sekitar destinasi mestilah mendapat manfaat dari berkembangnya industri wisata. Rumah warga yang layak huni menjadi wajah bagi wisata masa depan. Para turis akan terkesan dan menikmati lingkungan yang nyaman dan manusiawi. Bahkan kehadiran rumah layak huni akan menjadi bagian integral dari sebuah destinasi.

Untuk Apa Membangun Sarhunta? Ini Dia Penjelasannya!
ilustrasi sarhunta/ situs rri

MONDAYREVIEW.COM – Membangun kawasan wisata tak sebatas membenahi infastruktur jalan dan sarana air bersih. Yang terpenting dalam kawasan wisata adalah mengubah wajah rumah masyarakat yang tidak layak huni menjadi layak huni. Masyarakat di sekitar destinasi mestilah mendapat manfaat dari berkembangnya industri wisata.

Rumah warga yang layak huni menjadi wajah bagi wisata masa depan. Para turis akan terkesan dan menikmati lingkungan yang nyaman dan manusiawi. Bahkan kehadiran rumah layak huni akan menjadi bagian integral dari sebuah destinasi.

Disamping layak huni juga multifungsi. Selain untuk menjadi tempat tinggal yang layak dapat juga menjadi tempat usaha, seperti rumah sewa atau homestay.

Salah satu upaya tersebut dilakukan di Kawasan Borobudur yang telah di tetapkan sebagai salah satu KSPN prioritas atau lima "Bali Baru" selain Danau Toba, Mandalika, Likupang, dan Labuan Bajo.

Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalokasikan anggaran sebesar Rp58,2 miliar untuk membangun sarana hunian pariwisata (sarhunta) di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur, Jawa Tengah.

Jumlah sarhunta yang dibangun di KSPN Borobudur adalah sebanyak 733 unit yang terbagi sebanyak 355 unit pembangunan koridor dan homestay sebanyak 378 unit yang terbagi menjadi 3 tahap pembangunan yaitu tahap I sebanyak 80 unit

Di tahap II sebanyak 115 unit, tahap III sebanyak 183 unit dan tersebar di dua kecamatan yaitu Kecamatan Borobudur dan Kecamatan Mungkit. Demikian kata Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.

Pemerintah terus mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional dalam masa pandemi COVID-19 ini salah satunya melalui pengembangan sektor pariwisata nasional.

Pemerintah, lanjutnya, terus berupaya meningkatkan kualitas rumah masyarakat di kawasan pariwisata yang ada sehingga lebih tertata dan menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung.

Sarhunta di KSPN Borobudur dilaksanakan dengan meningkatkan kualitas rumah masyarakat di sepanjang koridor tempat pariwisata sekaligus dapat menjadi homestay bagi wisatawan yang berkunjung dan ingin menikmati keindahan Candi Borobudur.

Adanya penataan koridor dan program homestay diharapkan mampu menciptakan penataan ruang dan kebutuhan publik yang sesuai dengan karakteristik dan kearifan lokal budaya daerah tersebut.

Program sarhunta ini sangat bagus untuk mengembangkan tempat wisata di indonesia sehingga dapat mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

Progres pembangunan homestay tahap I telah mencapai 80 persen dan dipastikan akan selesai dua minggu lagi, sedangkan untuk tahap II masih 15 persen dan tahap III baru akan berjalan, diperkirakan 298 unit tersebut akan selesai di bulan Desember.

Bentuk dukung pengembangan KSPN Borobudur, yang dilaksanakan antara lain dengan meningkatkan kualitas hunian masyarakat.

Hal tersebut bertujuan untuk mendorong peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.