Holding BUMN Pangan Optimalkan Peran Negara Stabilkan Harga Pangan

MONITORDAY.COM - Soal peran negara dalam stabilisasi pangan selalu menjadi isu penting. Pemenuhan urusan perut ratusan juta penduduk Indonesia bukan perkara mudah bagi bangsa ini. Ketahanan pangan, kedaulatan pangan dan kemandirian pangan menjadi isu sentral Pemerintah dari rezim satu ke rezim berikutnya. Negara bahkan harus berhadapan dengan kekuatan kartel pangan yang mengambil keuntungan tanpa peduli pada nasib rakyat.
Salah satu langkah penting yang diambil Pemerintahan saat ini adalah holdingisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor pangan baik pertanian, perkebunan, peternakan maupun perikanan. Holding BUMN Pangan disebut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo sebagai strategi sinergi berbagai sektor termasuk Kementerian Pertanian guna memperkuat ekosistem pangan nasional hingga menjaga stabilitas harga pangan.
Pembentukan holding diperlukan agar sinergi antar BUMN terbentuk. Juga sinergi antar kementerian terkait. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi melakukan holding BUMN klaster pangan. Ada enam perusahaan yang tergabung dalam BUMN Klaster Pangan resmi menjadi 3 perusahaan. PT Bhanda Ghara Reksa resmi melebur ke PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Perikanan Nusantara bergabung ke PT Perikanan Indonesia, dan PT Pertani ikut ke PT Sang Hyang Seri.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Mansury dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Kamis (9/12/21) menargetkan untuk memperbesar peran BUMN dalam sektor terkait, misal beras dalam pangsa pasar PT Sang Hyang Seri hanya 1%. Sehingga dicapai 7%-8% dalam 5 tahun mendatang.
Di bidang benih, PT Sang Hyang Seri juga memproduksi dan mendistribusikan ke seluruh Indonesia, sama dengan PT Pertani yang juga mendistribusikan dengan pupuk dimana PT SHS punya pangsa pasar kurleb 7%.
"Kita berharap 5 tahun mendatang mendekati 30%-40%. Ini bukan hal mudah, kerja keras dalam meningkatkan jalur distribusi yang ada," sebut Pahala,
Perusahaan holding pangan diproyeksikan akan bekerjasama dalam pengoperasian aset distribusi logistik yang ada masing-masing. Dengan menggabungkan jadi satu holding, pengoperasian pelaksanaan distribusi logistik yang merupakan faktor menentukan perusahaan pangan akan jadi lebih efisien sehingga akan meningkatkan optimalisasi terasuk pergudangan.
"Di sektor perikanan harapannya meningkatkan distribusi Perindo Perinus mendekati 5% baik domestik Indonesia maupun ekspor," ujarnya.
Kinerja keuangan masing-masing perusahaan diproyeksikan akan meningkat. Penjualan keseluruhan bumn pangan belum optimal. Datanya hingga akhir tahun tak lebih di angka Rp3 Triliun. Omzet yang terbilang kecil bagi BUMN pangan di negara sebesar Indonesia.
Lima tahun ke depan dengan konsolidasi aset-aset, sinergi lebih baik dan refocusing yang dilakukan, BUMN di klaster pangan dan juga partner bermitra dan atau pihak lainnya diharapkan penjualan meningkat signifikan hingga Rp25 Triliun di 2025.