Menanamkan Jiwa CEO pada Kepala Sekolah SMK
Sebagai manajer pada satuan pendidikan, kata Mendikbud kepala sekolah harus seperti CEO perusahaan.

MONDAYREVIEW.COM – Chief Executive Officer (CEO) merupakan istilah yang popular hari ini guna menyebut direktur sebuah perusahaan. Mark Zuckerberg disebut dengan CEO Facebook, Steve Jobs CEO Apple, Sundar Pitchay CEO google. Menjadi CEO dianggap sebagai sesuatu yang keren bagi orang yang berhasil meraih posisi tersebut. CEO identic dengan pemimpin perusahaan yang lincah, inovatif dan tidak terlalu formal birokratis. Inilah yang membedakan CEO dengan direktur pada umumnya.
Dilansir dari laman Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI telah melaksanakaan Sosialisasi sekaligus peluncuran program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK berbasis Industri tahun 2020. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berkomitmen untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan vokasi khususnya SMK di Indonesia melalui kemitraan strategis dengan dunia usaha dan dunia industri.
Kemitraan strategis sebagaimana tersebut akan dapat terwujud jika SMK memiliki tata kelola yang baik dengan dipimpin kepala sekolah yang memiliki kemampuan mumpuni. Untuk mendukung hal tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memprogramkan peningkatan kapabilitas manajerial Kepala SMK berbasis industri, agar Kepala SMK memiliki kemampuan tata kelola yang baik melalui entrepreneur leadership sehingga mampu mewujudkan tujuan SMK dalam menghasilkan lulusan SMK yang memiliki karakter kuat untuk bekerja dan berwirausaha.
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan secara daring melalui platform Cisco Webex Event dan disiarkan langsung melalui Kanal Youtube Mitrasdudi Kemdikbud. Lebih dari 700 peserta yang terdiri dari unsur Dinas Pendidikan Provinsi dan Kepala Sekolah turut serta menyaksikan kegiatan sosialisasi program ini. Acara sosialisasi ini dibuka langsung oleh Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Dr. Ahmad Saufi, M.Sc. dan diisi oleh narasumber yang sangat kompeten dibidang kemampuan manajerial, yaitu Mas Billy Boen CEO Young On Top, Pak Fandis Ekyawan Director Training and Assessmen Lembaga Manajemen FEB Universitas Indonesia, dan Ibu Ummi Rosyidiana Kepala SMKN 3 Semarang. Serta dipandu oleh seorang host yang terkenal yaitu Cak Bei yang membuat suasana diskusi menjadi lebih cair dan menarik.
Melalui sosialisasi ini, diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran kepada seluruh unsur Dinas Pendidikan Provinsi dan tentunya Kepala SMK mengenai program pelatihan CEO bagi Kepala SMK tahun 2020 ini, dan diharapkan dengan adanya program ini akan bisa melahirkan Kepala SMK yang memiliki karakter layaknya CEO dan dapat berkontribusi memajukan indonesia melalui pengembangan pendidikan Vokasi yang selaras dengan kebutuhan Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim berharap lima tahun mendatang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) banyak diminati oleh masyarakat. Untuk itu ribuan kepala dan guru SMK diimbau agar segera mempersiapkan diri dalam meningkatkan “pernikahan” dengan dunia usaha dan dunia industri.
Sebagai manajer pada satuan pendidikan, kata Mendikbud kepala sekolah harus seperti CEO perusahaan. Harus bisa mengelola sekolahnya dalam mencari dan mengembangkan peluang kerja sama dengan industri dan dunia kerja. Guru-guru dan instruktur harus mau berlatih dan meningkatkan kompetensinya agar terus relevan dengan kompetensi yang digunakan dan dibutuhkan oleh industri dan dunia kerja.
Jiwa CEO yang dimiliki oleh kepala sekolah SMK akan membuat sekolah semakin berkembang. Jiwa CEO meniscayakan kepala sekolah tidak hanya memiliki kemampuan leadership dan manajerial, namun harus memiliki jiwa entrepreneurship. Hal ini yang membedakan CEO dengan pemimpin sekolah pada umumnya.