Hoaks Di Pemilu 2019, Bukan Turunkan Kredibilitas Calon Tetapi Upaya Merawat Kebencian
Anita Wahid, Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mengatakan penyebaran hoax mulai berlangsung pada Pilpres 2014. Kemudian, pada Pemilu 2019 penyebaran hoax dilakukan oleh kedua tim saling menyebar hoax.

MONITORDAY.COM - Anita Wahid, Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mengatakan penyebaran hoax mulai berlangsung pada Pilpres 2014. Kemudian, pada Pemilu 2019 penyebaran hoaks dilakukan oleh kedua tim saling menyebar hoaks.
"Hoax pada 2014 pertama kalinya dan orang-orang sampai kaget. Penyebaran hoax di 2019 sudah 2 arah. Jadi tim 01 dan 02 saling lempar hoaks," kata Anita di Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa (20/8).
Menurutnya Anita, proses penyebaran berita hoax saat Pilpres 2019 tidak ditujukan untuk menurunkan elektabilitas kandidat. Tetapi, hoaks hanya untuk memelihara kebencian selama 5 tahun sebelumnya.
Ia berharap dengan adanya sosialisasi agar pola pikir masyarakat atas hoaks pada pilpres sebelumnya.
"Menurut kami sebelum masuki tahahan Pemilu berikutnya, PR terbesarnya adalah melakukan sosialisasi dampak hoaks yang lalu. Sebagian masih mengambil pola pikir pemilihan lalu," katanya.