Harapan Baru dari Para Menteri Baru
Reshuffle ini juga menjadi kejutan akhir tahun sekaligus harapan baru yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo kepada rakyat.

MONDAYREVIEW.COM – Pergantian enam orang menteri Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo masih menjadi trending topic sampai saat ini. Reshuffle tersebut merupakan yang pertama sejak pelantikannya untuk periode kedua ini. Reshuffle tersebut juga menjadi momentum yang ditunggu-tunggu oleh public mengingat beberapa menteri yang terkena reshuffle dianggap tidak mempunyai kinerja yang memuaskan. Reshuffle ini juga menjadi kejutan akhir tahun sekaligus harapan baru yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo kepada rakyat.
Lantas benarkah menteri baru Jokowi merupakan harapan baru? Atau jangan-jangan hasilnya akan sama saja? Tentu saja hanya waktu yang bisa membuktikan. Namun track record dan kiprah mereka selama ini bisa menjadi referensi dan proyeksi bagaimana ke depan kepemimpinan mereka akan berjalan. Mari kita kupas sosok menteri baru kabinet kerja satu per satu.
Pertama dimulai dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, yang juga merupakan ketua Ormas Gerakan Pemuda Anshor. Yaqut dinilai positif oleh umat beragama bukan hanya muslim, namun juga agama lainnya. Hal ini karena beliau merupakan kader NU yang juga mewarisi semangat kebhinekaan Gus Dur dalam hubungan antaragama. Dalam pidato terbarunya, beliau mengucapkan selamat natal kepada umat Kristiani. Ucapannya tersebut mendapat apresiasi dari khalayak karena mencerminkan pemahamannya terhadap agama Kristiani. Dia tidak menyebut Kristen dengan Nasrani, sebutan yang tidak disetujui oleh umat Kristiani sendiri.
Kedua, Menteri Sosial Tri Rismaharini sosok yang popular berkat aksi-aksinya yang viral. Dalam diri Risma terdapat dua unsur yang menjadi ciri khas kepemimpinannya, yakni ketegasan dan keibuan. Ketegasan ditunjukan dalam aksi-aksi yang menunjukan emosi dan kemarahan saat ada hal yang menurutnya tidak beres. Ketegasan juga dicerminkan dalam keputusannya menutup lokalisasi Dolly yang berpengaruh buruk bagi lingkungan sekitarnya. Sebagai seorang perempuan, naluri keibuannya tidak dapat dihilangkan. Apa yang dilakukan dalam aksi-aksinya yang viral merupakan wujud emosi seorang ibu yang sayang dengan warganya. Kita memahami bahwa kemarahan seorang ibu adalah wujud kasih sayang dalam bentuk yang lain.
Ketiga, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Sosok satu ini merupakan pengusaha sukses yang memutuskan untuk terjun dalam bidang politik. Sosok yang good looking ini memulai karir politiknya di pemilihan gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017. Dalam perhelatan tersebut, Sandiaga menjadi wakil dari Gubernur Anies Baswedan. Setelah terpilih, Sandiaga mengundurkan diri dari kursi wakil gubernur karena akan mencalonkan diri menjadi wakil Presiden. Walaupun gagal karena kalah dalam pilpres, Sandiaga dirangkul oleh Jokowi untuk menjadi menteri dalam kabinetnya.
Keempat, Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono. Sebelum diangkat menjadi menteri, Wahyu merupakan Wakil Menteri Pertahanan. Lulusan Teknik Industri ITB ini merintis karirnya sebagai pengusaha telekomunikasi. Setelah sukses dalam bisnis, dia terjun dalam dunia politik dengan menjadi Bendahara Umum Partai Amanat Nasional tahun 2009-2013. Wahyu diyakini dapat membawa perubahan dalam kementerian yang cukup vital ini. Bagaimana tidak penting luas wilayah Indonesia sebagian besarnya adalah lautan dan jumlah nelayan masih sangat banyak di Indonesia.
Kelima, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Mantan Wakil Menteri BUMN ini banyak diragukan karena backgroundnya bukan kesehatan, melainkan lulusan fisika nuklir yang berkarir sebagai banker. Namun di negara-negara lain seperti Amerika, Menkes tidak harus dijabat oleh dokter, namun terbuka dari kalangan apapun. Tentu saja menteri adalah pejabat public yang sangat dituntut mengenai leadership dan kepemimpinan. Walaupun bukan dari dunia kesehatan itu bukan masalah karena Menteri tidak mengurusi teknis namun kebijakan umum. Keahliannya dalam mengolah data semoga bisa dimanfaatkan guna memajukan dunia kesehatan Indonesia.
Keenam, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mantan Duta Besar Indonesia di Amerika Serikat. Muhammad Lutfi bukan orang baru dalam dunia politik di Indonesia. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala BKPM tahun 2005 di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Duta Besar Jepang, Menteri Perdagangan Era SBY dan sekarang kembali menjadi Mendag menggantikan Agus Suparmanto. Dengan segudang pengalamannya, Lutfi diharapkan bisa memajukan perdagangan Indonesia. Hal ini menjadi harapan yang optimis bisa dicapai mengingat track recordnya.