Sinergitas Kemendes dan Kemendikbud dalam SMK Membangun Desa
Bonus demografi lebih cepat dan lebih lama dinikmati oleh daerah industri dan pusat pertumbuhan. Inilah tantangannya. Karena daerah urban akan menarik tenaga-tenaga produktif termasuk lulusan SMK dan pada akhirnya membuat desa semakin tertinggal. Lalu bagaimana nasib desa dan daerah tertinggal?

MONDAYREVIEW.COM – Bonus demografi lebih cepat dan lebih lama dinikmati oleh daerah industri dan pusat pertumbuhan. Inilah tantangannya. Karena daerah urban akan menarik tenaga-tenaga produktif termasuk lulusan SMK dan pada akhirnya membuat desa semakin tertinggal. Lalu bagaimana nasib desa dan daerah tertinggal?
Dengan kata lain semakin banyak pemuda tinggal di desa akan semakin maju desanya. Disamping kesadaran anak mudanya peran Pemerintah termasuk Pemerintah Desa dalam mengakomodasi sumber daya manusia sangat dibutuhkan. Sehingga desa dapat menjadi basis produksi dan inovasi.
Garis besar gagasan itu terangkum dari paparan yang disampaikan oleh Budi Arie Setiadi, Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, dalam Webinar Kopi Pahit bertema “SMK Membangun Desa” yang diinisiasi oleh Monday Media Group pada Senin, 26 Oktober 2020.
Dalam pengantarnya M. Muchlas Rowi selaku pendiri MMG sekaligus Komisaris Independen PT Jamkrindo menegaskan harapannya agar forum ini dapat menjadi jembatan bagi sinergi lintas kementerian. Bahkan dapat melibatkan pula BUMN terkait dan pemangku kepentingan lain dalam membangun desa. Dan lulusan SMK sangat cocok menjadi tulang punggung SDM pembangun desa.
Sebagai ilustrasi lulusan SMK dapat berperan dan diserap oleh program desa untuk menerapkan teknologi informasi bagi administrasi desa, membangun iklim wirausaha dengan sentuhan digital, mendorong akses pemasaran produk yang dihasilkan oleh desa melalui platform e-commerce.
Direktur Pembinaan SMK Muhammad Bakrun menegaskan bahwa industri kecil di pedesaan sangat membutuhkan sentuhan teknologi baru. Tak hanya pertanian ada pula potensi desa wisata, industri kreatif dan industri berbasis kearifan lokal menjadi peluang bagi penguatan link and match. Produk desa yang memenuhi standar yang dituntut pasar akan melengkapi produk industri besar.
Sementara itu desa membutuhkan lompatan yang spesifik. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Desa Serang Panggungrejo, Dwi Handoko Pawiro. Menurutnya ada SMK di daerahnya yang memiliki prodi mesin. Jelas sekali jika prodi atau kompetensi ini kurang pas dengan kebutuhan warga yakni perikanan dan pertanian. Lulusan SMK mesin ini tak bisa bersinergi dengan desa.
Banyak lulusan SMK di desanya yang lebih memilih ke kota karena jurusan yang mereka ambil lebih berorientasi pada elektro dan mesin. Sementara potensi desa lebih menitikberatkan pada pertanian dan perikanan. Jika kejuruan SMK di desa serang memfokuskan pada kedua potensi tadi. Maka, petani dan nelayan bakal sangat terbantu dengan lulusan SMK. Nelayan di desa ini butuh sentuhan ilmu kelautan sehingga mereka bisa mencari ikan ketengah laut, sampai dapat ikan lebih banyak lagi. Begitupun dengan petani, mereka ingin memperoleh hasil yang layak.
Sementara itu Staf Khusus Menteri Koperasi dan UMKM Riza Damanik mengungkapkan bahwa pihaknya sebenarnya telah melakukan berbagai program. Program-program itu dilakukan dalam rangka peningkatan wirausahawan melaui pelatihan kewirausahan dan kemampuan teknis atau vokasional. Terutama mendorong berkembangnya UMKM yang menyentuh teknologi.
Program ini sebenarnya bagian dari inisiatif yang sedang dijalankan. Misalnya ada pengembangan modul vokasi untuk kelas-kelas online. Sampai saat ini sudah lebih 100 ribu partisipan yang mengikuti dan mengaplikasikan modul tersebut.
Lalu juga ada program kakak asuh UMKM. Ini selain sebagai pendampingan juga memberikan motivasi antara pelaku usaha UMKM dengan SMK dan dengan industri hilir.
Saat ini ada 63 juta lebih dari UMKM yang harusnya bisa bersinergi dengan lulusan SMK dalam rangka memacu tumbuhnya UMKM digital maupun UMKM yang memanfaatkan inovasi-inovasi teknologi yang memudahkan. Termasuk meningkatkan nilai tambah produk UMKM kita. Terlebih lagi di desa yang terkait pertanian, peternakan maupun perkebunan.
Yenni Sutjipto dari Kantor Staf Presiden yang juga hadir dalam webinar ini mengapresiasi upaya untuk membangun sinergi lintasan kementerian. Dengan sinergi tersebut maka program Pemerintah dapat dikembangkan dengan baik.
Diskusi berlangsung dengan sangat produktif. Tak kurang dari 490 peserta mengikuti forum ini dan memberikan banyak masukan dan pertanyaan kepada para narasumber melalui kolom chat di aplikasi zoom.