Gasifikasi Batubara Menjadi Dimetil Eter Jalan Keluar Tekan Impor

Gasifikasi Batubara Menjadi Dimetil Eter Jalan Keluar Tekan Impor
ilustrasi truk pengankut tangki DME/ net

MONITORDAY.COM - Sudah sejak 6 tahun lalu Presiden Joko Widodo menegaskan perlunya gasifikasi batubara sebagai upaya mengatasi masalah ketersediaan bahan bakar. Tak kurang dari Rp60 Triliun uang negara yang digunakan untuk subsidi sepanjang tahun 2021. Padahal dalam upaya konversi dari minyak tanah ke liquid petroleum gas (LPG) kita sudah berupaya menghemat beban subsidi.   

Ternyata bersama dengan perkembangan pasar energi dunia, LPG atau biasa kita sebut elpiji juga tergolong langka dan harus kita impor dalam jumlah yang tidak sedikit. Di masa lalu Indonesia memang salah satu pengekspor migas namun kini Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat besar menjadi negara pengimpor migas. Boleh dikata kini kita tidak dapat lagi mengandalkan produksi migas kita. Apalagi kita tidak memiliki kilang yang besar sebagai bagian dari industri hilir migas. 

Namun Indonesia punya berkah yang lain sebagai salah satu penghasil batubara dengan jumlah cadangan yang cukup besar. Sebenarnya dalam bentuk briket, batubara pernah diperkenalkan kepada publik. Namun karena kurang praktis, produk briket tidak populer dan sangat terbatas penggunaannya. 

Kini gasifikasi menjadi opsi yang dipilih Pemerintah. Proses Gasifikasi batubara dilakukan dengan memasukkan partikel pasir silika ke dalam reaktor sebagai bahan bed diikuti dengan injeksi nitrogen. Reaktor dipanaskan sampai suhu 600oC, 700oC dan 800oC yang merupakan suhu diinginkan untuk mengambil data gas. Batubara dan agen gasifikasi kemudian dimasukkan ke reaktor.

Produknya adalah Dimetil Eter yang akrab disingkat dengan DME. Senyawa DME digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar berbasis oil and gas. Senyawa ini juga mengandung senyawa NOx dan SOx yang rendah sehingga mengurangi polusi lingkungan.Proses gasifikasi batu bara tidak hanya menghasilkan DME, melainkan juga bahan bakar lain dan bahan baku industri kimia.

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa 1 kg LPG setara dengan 1,3 kg DME. Namun harga DME lebih rendah. Dengan demikian kalkulasi bisnisnya cukup masuk akal. Menurutnya proyek DME ini akan menghemat devisa negara sebesar Rp9,7 Triliun per-tahun. PT Pertamina dan PT Bukit Asam akan terlibat dalam pembangunan proyek ini. 

Senyawa organik ini memiliki rumus kimia CH3OCH3 yang dapat dihasilkan dari pengolahan gas bumi, hasil olahan dan hidrokarbon lain yang pemanfaatannya untuk bahan bakar. Dimetil eter dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar sektor rumah tangga dan industri, bahan bakar pembangkit listrik, bahan baku untuk produk kimia serta bahan bakar transportasi karena memiliki angka cetan yang tinggi (Japan DME Association).