Film “Kau Adalah Aku Yang Lain” Telah Hina Umat Islam Indonesia

Film karya Anto Galon yang berjudul “Kau Adalah Aku Yang Lain” menuai cibiran warganet.

Film “Kau Adalah Aku Yang Lain”  Telah Hina Umat Islam Indonesia
Potongan adegan dalam film "Kau Adalah Aku Yang Lain".

MONDAYREVIEW.COM – Film karya Anto Galon yang berjudul “Kau Adalah Aku Yang Lain” menuai cibiran warganet dari kemarin, Selasa (27/6). Pasalnya film pendek yang terpilih sebagai juara Police Movie Festival IV 2017 dinilai telah menyudutkan umat Islam.

Film yang menceritakan seorang pasien non-muslim dalam keadaan kritis yang akan dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans. Namun dalam perjalanan, ambulans tidak dapat melewati jalan utama. Pasalnya jembatan yang hendak dilalui rusak.

Untuk sampai ke rumah sakit ambulans tersebut harus menggunakan jalan alternatif, agar si pasien segara mendapat pertolongan dokter. Tapi jalan alternatif itu tidak bisa dilalui karena sedang digelar pengajian yang dilakukan umat Islam.

Di jalan alternatif drama dimulai, antara polisi dan seorang "Mbah". Si Mbah melarang ambulans lewat karena akan mengganggu kekhusyukan pengajian. Sementara seorang polisi mengeluarkan sejumlah argumen agar ambulan bisa lewat demi kemanusiaan.

Dialog antara Si Mbah dan polisi ini yang kemudian mendapat cibiran dari warganet hingga Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.

Politikus Partai Gerindra dalam akun Twitter @fadlizon, Rabu (28/6) mengomentari film berdurasi 7 menit itu. Menurutnya, film tersebut telah menyakiti hati umat Islam dan memecah belah persatuan bangsa yang selama ini telah terbangun rapi dalam bingkai NKRI.

"Menurut saya film pendek 'Kau Adalah Aku Yang Lain' telah menghina umat Islam Indonesia yang dikenal toleran. Film tersebut justru memprovokasi dan adu domba," tulisnya.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Sodik Mujahid merasa heran dengan keputusan Kepolisian yang telah memenangkan film tersebut. Keputusan tersebut justru makin menguatkan anggapan masyarakat bahwa kepolisian menjadi alat rezim yang anti-Islam.

"Saya benar tidak habis pikir mengapa Bhayangkara negara melakukan tindakan seperti itu? Polisi seperti memancing Umat Islam untuk melakukan protes," katanya seperti dilansir Republika.co.id, Rabu (28/6).

Sodik mengatakan jika Polri memang aparat negara yang bekerja sesuai undang-undang dan pofesional maka mereka tidak akan memilih film yang bermuatan SARA. Dia pun menyatakan Muslim di Indonesia tampaknya harus melihat Polri sekarang berbeda dengan Polri yang melaksanakan perintah undang-undang. 

Sodik menambahkan sikap dan tindakan yang tercermin di dalam film karya Anto Galon bukanlah cerminan umat Islam, yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian. Film itu justru memberikan pesan bahwa umat Islam arogan. 

"Bahkan kesan buruk, tidak beradab yang bertolak belakang dengan ajarannya. Saya bertanya apakah pernah ada kejadian seperti itu (film) dalam realitanya?" tanya Sodik.

Sebelumnya film pendek karya Anto Galon yang berjudul “Kau Adalah Aku Yang Lain”  menjadi juara dalam Police Movie Festival IV 2017. Film ini diunggah oleh akun Facebook dan Twitter Divisi Humas Polri pada hari Kamis, (23/6) lalu. 

Film ini menjadi kontroversi di media sosial. Sebagian warganet mengapresiasi film itu namun banyak juga yang menilai isi film ini mendiskreditkan dan menyudutkan Islam.