Erick Thohir : Pegawai BUMN Kembali ke Kantor Menunggu Keputusan Pemerintah
Dalam surat edaran untuk internal BUMN jelas disampaikan bahwa tanggal pasti akan kembali berkantornya mayoritas karyawan BUMN menunggu keputusan umum pemerintah terkait pandemi COVID-19, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan juga libur lebaran sesuai keputusan pemerintah.

MONITORDAY. COM - Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan terkait kabar pegawai BUMN masuk lagi pada (25/04/2020). Hal ini menyusul surat edaran yang keluarkan untuk Direktur Utama BUMN.
Lebih lanjut, Erick menegaskan, tanggal pegawai BUMN kembali ke kantor menunggu keputusan pemerintah, baik di tingkat pusat ataupun daerah.
"Dalam surat edaran untuk internal BUMN jelas disampaikan bahwa tanggal pasti akan kembali berkantornya mayoritas karyawan BUMN menunggu keputusan umum pemerintah terkait pandemi COVID-19, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan juga libur lebaran sesuai keputusan pemerintah. Namun, untuk BUMN yang langsung melayani masyarakat dan tidak bisa dihentikan pelayanannya seperti PLN, telekomunikasi, Pertamina, dan lain-lain tetap bekerja sesuai dengan ketetapan yang berlaku," kata Erick dalam keterangan tertulis, Selasa (19/05/2020).
Erick menambahkan, yang dikerjakan BUMN pada tanggal 25 merupakan rencana setiap unit usaha untuk merampungkan prosedur dan standar operasional perusahaan selama masa pemulihan yang akan disosialisasikan pada karyawan, bukan jadwal masuk kembali ke kantor.
Selain itu, Erick kembali mengatakan, waktu bagi seluruh BUMN untuk kembali aktif berkantor menunggu pengumuman resmi dari pemerintah pusat mengenai izin dan protokol kegiatan fisik pada masa pemulihan pandemi Covid-19
"Namun tentu begitu keputusan itu keluar, kami semua di BUMN harus siap segera. Sebagai bagian persiapan itu tanggal 25, perusahaan menyampaikan panduan masing-masing kepada seluruh karyawannya," jelasnya.
Menurut Erick, pada masa pemulihan yang banyak disebut sebagai The New Normal itu ada tren perubahan sosial, lingkungan, dan bisnis. Pada era new normal, interaksi fisik akan semakin terbatas. Sebaliknya, interaksi digital yang selama masa WFH menjadi alternatif utama dalam kegiatan masyarakat, diprediksi akan konsisten bertahan.
"Karena itu butuh strategi kontigensi yang menyesuaikan dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya, maupun lingkungan," ujarnya.