Erick Thohir Paparkan Lima Prioritas Kementerian BUMN Pada DPR

Lima prioritas Kementerian BUMN itu meliputi nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi, dan pengembangan talenta.

Erick Thohir Paparkan Lima Prioritas Kementerian BUMN Pada DPR
Erick Thohir dan Direksi Kementrian BUMN di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Kamis (20/02/2020).

MONITORDAY. COM - Menteri BUMN, Erick Thohir memaparkan lima prioritas Kementerian BUMN kepada Komisi VI DPR RI. Dalam lima prioritas Kementerian BUMN itu meliputi nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi, dan pengembangan talenta.

Terkait poin nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, Erick mengatakan pihaknya akan melakukan pendekatan manajemen portofolio BUMN dengan empat kategori yakni surplus creators di mana BUMN yang fokus menghasilkan nilai ekonomi dan memberikan nilai tambah bagi bangsa, welfare creators bagi BUMN yang fokus utama pada pelayanan publik, strategic value yang merupakan BUMN yang bertugas memberikan nilai ekonomi sekaligus memberikan pelayanan publik, dan dead weight bagi BUMN yang tidak memiliki nilai ekonomi dan pelayanan publik.

Lebih lanjut, Erick mencontohkan dua BUMN yakni perusahaan industri sandang dan nusantara dan Kertas Kraft Aceh yang tidak maksimal dalam nilai ekonomi maupun pelayanan publik. 

"Ini masuk ke kategori ini akan diputuskan, salah disehatkan, diperbaiki, tapi mohon kerendahan hati kalau harus dilikudiasi," kata Erick di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/02/2020).

Kedua, terkait inovasi model bisnis. Erick menyataka pihaknya akan fokus dalam core bussiness atau bisnis utama. Menurutnya, dengan fokus pada bisnis utama masing-masing, ia menilai kinerja BUMN akan bisa jauh lebih optimal dan bersaing di dunia internasional.

Ketiga, terkait kepemimpinan teknologi. Erick menilai pengembangan teknologi menjadi hal yang mau tak mau harus dilakukan di era disrupsi saat ini.

"Ini sesuatu menggelintik dan baru. Suka tidak suka, di era distrupsi ini terjadi. Banyak sekali bisnis model benar tapi karena disrupsi, bisnisnya tidak bisa jalan," tambahnya.

Selain itu, Erick meminta sektor teknologi tidak dilupakan dalam rencana pengembangan bisnis BUMN. Kondisi yang yang melatarbelakangi dirinya menyoroti kondisi PT Telekomunikasi Indonesia atau Telkom.

"Karena itu kemarin saya bicara bukan deskritkan Telkom atau BUMN lain, tapi saya memacu untuk inovasi," ujarnya.

Semantara itu, Erick berharap kritisi dari dirinya memuat Telkom segera berbenah dalam mengembangkan bisnisnya. Pasalnya, anggota Komisi VI DPR juga memberikan perhatian yang sama dengan memanggil direksi Telkom pada Rabu (19/02/2020) lalu. 

"Ini suatu percepatan agar mereka metamorfosis dan mengubah bisnis dari cara lama menuju yang baru," terangnya.

Selanjutnya, Erick ingin Telkom melakukan transformasi dengan menyesuaikan bisnis dengan perkembangan zaman. Selain itu, Erick menilai Telkom tidak hanya sepantasnya menjadi penonton mengingat Telkom memiliki kekuatan jaringan dan database yang besar.

"Sayang sekali data base ini atau jaringan ini diambil asing yang selalu bicarakan data base ini adalah the new oil karena dengan data orang bisa prediksi kapan orang Indonesia mau beli baju merah," lanjutnya.