Era Jokowi, Sektor Pariwisata Indonesia Salah Satu Terbesar di Asia
Sepanjang 4 tahun kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla, beberapa sektor menunjukan tren yang baik. Salah satunya sektor pariwisata, yang selama 4 tahun ini grafiknya terus naik, bahkan telah melampaui negara tetangga Malaysia.

MONITORDAY.COM - Sepanjang 4 tahun kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla, beberapa sektor menunjukan tren yang baik. Salah satunya sektor pariwisata, yang selama 4 tahun ini grafiknya terus naik, bahkan telah melampaui negara tetangga Malaysia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pertumbuhan pariwisata di Indonesia merupakan salah satu yang tercepat di dunia. Ia manfaatkan, peningkatan ini bisa dilihat dari pertumbuhan dan penerimaan devisa yang kian tahun semakin naik.
"Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat nomor 9 di dunia, di Asia no 3 dan ASEAN nomor satu," ujar Menpar Arief Yahya, dalam Diskusi Media FMB 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan tema "Pembangunan Ekonomi dan Daya Saing", di Auditorium Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10).
Menpar Arief memaparkan, pertumbuhan pariwisata Indonesia Januari-Desember 2017 mencapai 22%. Angka pertumbuhan ini di atas rata-rata pertumbuhan turisme dunia 6,4%, dan pertumbuhan ASEAN 7%. "Meski demikian, kenali musuhmu dan kenali dirimu. Vietnam tumbuh lebih baik mencapai 29% karena melakukan banyak deregulasi. Malaysia hanya tumbuh 4%. Begitu pula dengan Thailand," papar Menpar.
Ia mengatakan, bahwa Presiden Jokowi memang sejak awal menginginkan pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar, kini pariwisata sudah menjadi penyumbang devisa nasional nomor empat terbesar setelah industri kelapa sawit (CPO), migas, dan batu bara.
Arief juga memaparkan, bahwa sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak tahun 2015 dari US$12,2 miliar, pada 2016 menjadi US$13,6 miliar dan pada tahun 2017 naik lagi menjadi US$15 miliar. Diharapkan pada tahun ini sektor pariwisata meraup devisa hingga US$17 miliar. Sedangkan, proyeksi tahun 2019 sebesar US$20 miliar.
Kemudian jumlah kunjungan wisatawan mancanegara terus melejit dari tahun 2015 sebanyak 9,7 juta, pada tahun 2016 menjadi 11,5 juta, tahun 2017 sebanyak 14 juta. Adapun sampai Agustus 2018, jumlah turis asing sudah mencapai 10,58 juta dari target 17 juta wisman.
Sementara Kunjungan pelancong Nusantara juga menunjukkan hal menggembirakan. Sejak tahun 2015 sebanyak 255 juta, tahun 2016 berkembang lagi menjadi 264 juta, dan tahun 2017 meningkat lagi menjadi 271 juta.