Durhaka Orang Tua, Berakhir Bencana

Durhaka Orang Tua, Berakhir Bencana
Ilustrasi berbuat baik kepada orang tua (kumparan)

MONITORDAY.COM - Viral sebuah berita dimana seorang ibu diserahkan ke panti jompo oleh anak-anaknya. Sang pemilik panti jompo memviralkan surat pernyataan dari anak-anaknya. Dalam surat tersebut, sang anak menyerahkan sang ibu ke panti jompo sampai meninggal. Sang anak sudah tidak mau lagi mengurus ibunya. Dalam surat yang ditujukan kepada pemilik Griya Lansia Husnul Khatimah, tiga orang anak dari Ibu Trimah menyatakan kesibukan bekerja sebagai alasan menitipkan ibunya. 

Kasus Ibu Trimah mendadak viral di media sosial. Mayoritas warganet menyampaikan kekesalannya di media sosial. Ungkapan yang sering muncul adalah seorang ibu bisa membesarkan 10 anaknya. Namun 10 orang anak belum tentu bisa merawat ibunya saat tua. Mengetahui kasusnya viral, sang anak pun menyampaikan klarifikasi. Menurut sang anak, Ibu Trimah sering membuat masalah di keluarganya. Misalnya bertengkar dengan anak dan menantunya. Klarifikasi ini semakin menganggap warganet geram. 

Islam memandang bahwa berbakti kepada orang tua adalah suatu kewajiban dan durhaka kepada orang tua adalah dosa besar. Hal ini difirmankan Allah SWT dalam QS. Al Isra: 23-24: 

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."

Pesan dari ayat tersebut jelas, mengatakan ah saja kepada orang tua dilarang, apalagi durhaka kepadanya. Bahkan jika orang tua kita mengajak kepada kemusyrikan, kita tetap diharuskan untuk berlaku baik kepada mereka. Umat Islam juga diajarkan untuk mendoakan orang tua sehabis shalat. Kita diminta untuk mendoakan agar Allah SWT merahmati kedua orang tua kita sebagaimana mereka menyayangi kita sewaktu kecil. 

Dalam khazanah Islam terdapat kisah-kisah yang menunjukkan bahwa durhaka kepada orang tua adalah sumber bencana. Pertama adalah seorang tokoh Bani Israil yang bernama Juraij. Juraij adalah seorang yang sangat shalih. Suatu ketika Juraij membuat ibunya kesal, karena saat dipanggil oleh ibunya, dia tidak memenuhinya. Alasannya Juraij lebih memilih melakukan shalat dibanding menemui ibunya. Ibunya mendoakan agar Juraij tidak meninggal sebelum melihat seorang wanita pezina. 

Karena kemarahan ibunya, Juraij kemudian dituduh berzina oleh seorang wanita yang membawa seorang anak. Juraij hampir dihakimi oleh masyarakat. Berkat ketakwaan Juraij, Allah SWT menyelamatkannya dengan cara membuat bayi yang dibawa sang pezina berbicara. Bayi tersebut mengatakan bahwa ayahnya bukan Juraij, namun seorang penggembala. Juraij pun selamat, namun hampir saja dia mati karena dituduh berzina. 

Kisah kedua dialami oleh sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama Alqomah. Sebagaimana Juraij, Alqomah adalah seorang sahabat yang rajin beribadah. Namun suatu ketika, istrinya mengabarkan kondisi Alqomah yang sedang kritis. Alqomah sedang menghadapi sakaratul maut, namun nyawa Alqomah sangat sulit keluar dari jasadnya. Rasulullah SAW menuntun Alqomah agar mengucap kalimat tauhid di akhir hayatnya. Namun lisan Alqomah sulit melafazkannya. 

Rasulullah SAW pun bertanya, apakah Alqomah masih mempunyai orang tua? Sahabat menjawab bahwa Alqomah masih mempunyai ibu yang sudah sepuh. Rasulullah SAW meminta ibunya untuk menghadap beliau dan melihat kondisi anaknya. Saat ibunya sudah hadir, Rasulullah SAW bertanya mengenai anaknya. Ibu Alqomah menjawab bahwa anaknya adalah seorang yang rajin beribadah. Namun Alqomah lebih mementingkan istrinya dibanding dengan ibunya. 

Rasulullah SAW kemudina menyimpulkan kemarahan ibunya lah yang membuat Alqomah terhalang dari mengucap syahadat. Kemudian Rasulullah SAW menyuruh Bilal bin Rabah mengumpulkan kayu bakar. Alqomah akan dibakar agar bisa melepas nyawanya. Ibunya pun tak tega, biar bagaimanapun Alqomah tetap anaknya. Rasulullah SAW meminta jika ibunya tidak ingin Alqomah dibakar, maka maafkanlah Alqomah. Ibunya akhirnya memaafkan sang anak. 

Bilal kemudian melihat kondisi Alqomah. Alqomah mengucap syahadat lalu meninggal dunia. Rasulullah SAW berta'ziyah untuk Alqomah. Dua kisah di atas menunjukan bahwa amalan ibadah yang banyak tidak menjamin seseorang selamat dari murka orang tua, khususnya ibu. Oleh karena itu, jika orang tua kita masih ada, berbaktilah kepada mereka. Jika sudah tiada, jangan henti untuk mendoakannya.